Varian Delta Menular Hanya Dengan Berpapasan? Ini Kata Dokter
Varian Delta menular hanya dengan berpapasan belakangan menjadi pembahasan hangat di kalangan netizen. Seperti diketahui sebelumnya, varian yang satu ini memang dapat menular dengan lebih cepat.
Terkait berita penularan hanya dengan berpapasan, Otoritas wilayah New South Wales, Australia mencatata beberapa kasus yang dikhawatirkan merupaka varian Delta.
Adapun kasus tersebut ditemukan pada pengunung pusat perbelanjaan, Bondi Junction Westfield.
Diduga varian Delta menular hanya dengan berpapasan
Melansir CNNIndonesia, dari dua kasus yang terjadi, pasien yang terpapar terlihat hanya berpapasan saat berbelanja dengan orang yang positif terinfeksi SARS-CoV-2. Orang yang tertular hanya berada sekitar 50-60 meter dari orang yang terinfeksi,
Temuan itu kemudian membuat otoritas menyimpulkan bahwa hal serupa dapat terjadi di tempat lain. “Ini adalah virus yang sangat mampu menularkan, bahkan ketika kita memiliki jarak yang sangat dekat antara individu yang menularkan dan siapa pun dari kita yang mungkin lewat,” kata Menteri Kesehatan New South Wales, Brad Hazzard, seperti dilansir SBSNews.
Begini respon dokter spesialis paru-paru
Menanggapi klaim penularan hanya dengan berpapasan, Erlang Samoedro, dokter spesialis paru-paru menegaskan bahwa penularan hanya terjadi saat ada percikan cairan dari saluran napas orang yang positif Covid-19.
“Intinya adalah penularan lewat percikan saluran napas. Ya, kalau orang batuk [terus] kita lewat di mukanya enggak pakai masker, ya bisa ketularan,” tuturnya seperti dilansir CNNIndonesia, Rabu (23 Juni).
Risiko penularan akan semakin meningkat jika seseorang yang terinfeksi dan orang yang tertular sama-sama tidak mengenakan masker.
Oleh karena itu, setiap orang disarankan untuk tetap mematui prokes, termasuk mengenakan masker dengan baik dan benar.
Lebih berbahaya
Varian Delta sendiri dinilai banyak pihak lebih berbahaya. Dalam Covid-19 Weekly Epidemiological Update yang dirilis pada Selasa (22/6), WHO mencatat bahwa varian Delta telah ditemukan di 85 negara.
Varian ini sendiri pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020 lalu. Tidak butuh waktu lama, virus tersebut mulai masuk ke negara-negara lain, termasuk di Indonesia.
⚠️“5-10 seconds” is all one needs to transmit the #DeltaVariant, warns Queensland 🇦🇺 health officer, that it **no longer takes up o 15 minutes** to pass on #COVID19. It can be a "fleeting moment" of seconds. It indeed happened *thrice* at shopping mall.🧵https://t.co/M63Nk8b956 pic.twitter.com/X5Jgc9zkiO
— Eric Feigl-Ding (@DrEricDing) June 24, 2021
Sebuah studi di Singapura mencatat bahwa infeksi virus varian Delta lebih memungkinkan seorang untu membutuhkan bantuan oksigen, perawatan insentif sampai dengan risiko kematian yang lebih tinggi.
Sementara itu, studi dari Jepang menyebut transimis varian ini lebih besar dibandingkan varian Alpha, sekitar 1,23 kali lebih mudah menular.
-
AstraZeneca Terbukti Efektif Cegah Varian Delta!
-
Beberapa Negara Bakal Menerapkan Kebijakan Paspor Vaksin
-
India Deteksi Muncul Baru Corona Delta Plus?
—
Ya bener atau enggak, double masker aja dan patuh protokol kesehatan.