Vaksin Nusantara Terawan Disetujui DPR Masuk Uji Klinis Fase III
Komisi VII setuju Terawan lanjutkan riset untuk kembangkan Vaksin Nusantara
DPR mendesak Mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto supaya vaksin nusantara segera melakukan uji klinis tahap III. Kesepakatan ini dibacakan dalam kesimpulan rapat dengar pendapat komisi VII DPR RI dengan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) eijkman, Terawan, dan ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19.
“Komisi VII DPR RI mendukung penuh pengembangan vaksin imun Nusantara oleh Dokter Terawan Agus Putranto. Dan mendesak lanjutan uji klinis fase III yang sesuai dengan kaidah uji klinis, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.” ujar Wakil Ketua Komisi VII Eddy Soeparno saat membacakan kesimpulan hasil rapat.
Padahal, sebelumnya diketahui Vaksin ini sempat menimbulkan polemik usai tim peneliti melakukan proses pengambilan sampel darah ke sejumlah pihak, termasuk anggota DPR. Saat itu BPOM belum memberi izin uji klinis fase II.
April lalu, ada keputusan pengujian vaksin Nusantara hanya untuk kepentingan penelitian dan pelayanan. Bukan untuk meminta izin edar oleh BPOM.
Terawan demonstrasi cara racik Vaksin Nusantara
Terawan pun sempat menghadiri rapat dengar pendapat Komisi VII DPR dengan Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19, Rabu (16 Juni).
Pada momen ini, Terawan mendemonstrasi cara meracik Vaksin ini pada hadapan Komisi VII DPR. Ia juga gak segan menyebut ia seperti lagi memasak.
Menurutnya, hal ini perlu ia lakukan supaya semua orang tahu. Bahkan, Terawan mengatakan setiap orang bisa membuat Vaksin Nusantara sendiri. Demonstrasi ini pun menarik perhatian sejumlah anggota komisi.
Seperti acara pencarian bakat memasak, Terawan secara spontan meramu vaksin Nusantara.
“Ini kayak memasak saja, tapi harus tahu. Kalau tidak, soalnya nanti dikira sulit sekali bikin vaksin,” kata Terawan dalam RDP. Sambil membuka alat demi alat kesehatan yang terdapat dalam perangkat Vaksin tersebut.
Klaim 90 persen asli Indonesia
Gak cuma itu, sebagai penggagas Vaksin ini ia mengklaim hampir 90 persen bahan pembuatnya berasal dari Indonesia. Selain itu, ia juga memperlihatkan bahan-bahan apa saja untuk membuat vaksin tersebut.
Hanya ada dua bahan yang harus impor dari Amerika Serikat. Yaitu Larutan Antigen Protein dengan kode IM-5124 dan Media Diferensiasi. Meksi begitu, ia menuturkan Indonesia juga bisa membuat sendiri dua bahan tersebut.