The Hundreds, Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil
Kalau bicara kultur fashion dan streetwear brands, mungkin Amerika Serikat bisa jadi salah satu contohnya. Mulai dari Supreme, Stussy, Off-White mungkin adalah nama brand streetwear yang udah sering lo dengar di Indonesia.
Begitu juga dengan The Hundreds, salah satu brand streetwear dari California, Amerika Serikat yang menarik untuk dilihat perjuangannya sampai titik ini. Seperti apa perjuangannya?
Awal Mula yang Tidak Begitu Mulus
Dimulai pada tahun 2003, tekad Bobby Kim dan Ben Shenassafar memang dikenal mengesankan dalam mendirikan brand ini. Bermodalkan ratusan dollar yang dikumpulkan dari rekening pribadi, menjadi tidak biasa dalam industri seperti ini.
Bayangkan saja, berawal dari mahasiswa hukum mereka berdua bertemu untuk membangun usaha yang cukup melenceng dari ranah akademis mereka. Namun, terpaan subkultur skate dan hip-hop yang sedang naik daun di masa itu membuat mereka ingin melakukan pendekatan lebih dalam.
Nyatanya butuh waktu 10 tahun buat mereka bisa membesarkan nama The Hundreds yang diawali dengan produksi t-shirt aja. Di samping itu, mereka juga berupaya untuk mengangkat kultur khas California, seperti punk, skateboard, hip-hop, dan berselancar.
Kegagalan dalam pencetakan baju pertama mereka, memberi sebuah pelajaran bagaimana menghidupkan brand streetwear di tengah pasar dengan pesaing yang sudah lebih besar.
Hingga akhirnya mereka mampu mempertahankan dan menjalankan The Hundreds sebagai wujud apresiasi kepada diri sendiri. Sampai sekarang, The Hundreds setidaknya sudah tersebar lebih dari 400 lokasi di seluruh dunia.
Logo yang Tak Bermakna, Kini Jadi Ternama
Bahkan, nama The Hundreds sendiri digunakan oleh Bobby dan Ben karena menurut mereka nama itu keren. As simple as that! Mereka gak butuh analogi mendalam untuk nama brand yang mereka bangun, yang penting gampang diingat dan dikatakan.
Begitu juga dengan karakter logo mereka yang terkenal, yaitu Adam Bomb yang mereka ambil dari nama tokoh kartun Garbage Pail Kids.
Sebelum logo ini terkenal, mereka juga menggunakan logo pertama The Hundreds Breadman. Sebuah roti yang menyerupai manusia, dengan pisau di tangan kanan dan pistol di tangan kiri, yang kalau ditanyakan artinya mereka pun tidak tahu.
Membawa Vibes California dalam Koleksinya
Perjuangan mereka membawa nama The Hundreds memungkinkan untuk bersanding dengan brand streetwear lainnya.
Jelas saja, kebutuhan sandang yang ia sajikan semakin lengkap, mulai dari t-shirt, jaket, topi, hoodie, dan hampir semua yang lo harapkan dari pakaian pria sudah disediakan The Hundreds.
Bersama getaran California yang menjadi konsep awal mereka, justru sekarang sudah menjadi sumber kekuatan The Hundreds dalam berkarya melalui streetwear. Hal ini lah yang membawa mereka kepada kolaborasi-kolaborasi yang sudah mereka lakukan, seperti dengan Blue The Great, Roald Dahl, Kenny Scharf, Brooklyn Projects, hingga 686.
Design Sederhana dan Nyaman
Produk-produk yang dihasilkannya juga tidak muluk-muluk. Sederhana dan mengutamakan kenyamanan berpakaian, itulah yang terlihat dari barang yang dihasilkan The Hundreds.
Sesuai dengan konsep-konsep yang diangkat, The Hundreds berusaha menghasilkan fungsi streetwear yang maksimal. Makanya kalau lo lihat, produk yang dihasilkan sesuai dengan penggunannya, seperti untuk skateboard dan surfing.
_
Dengan sejarah yang menarik, nyatanya bisa menarik empati orang untuk mengenal The Hundreds. Ketekunan dalam menjalankan project ini membuat mereka tidak ragu dalam menumbuhkan brand yang kreatif. The Hundreds pun membuktikan bahwa mereka bisa from zero to something!