Terancam Kelaparan, Daging Anjing Malah Jadi Santapan Warga ‘Tajir’ Korea Utara?
Hasil panen tak cukup penuhi kebutuhan warga
Kelaparan jadi ancaman terbaru warga Korea Utara.
Disampaikan salah satu sumber, kelangkaan pangan terjadi di Chongjin, Provinsi Hamgyong Utara.
Adapun hal itu dikarenakan pemerintah melarang barang impor.
Di sisi lain, hasil panen juga tidak cukup memenuhi.
“Harga pangan, seperti nasi, jagung, dan tepung terus naik. Warga frustrasi karena mereka kesulitan, tetapi pejabat pemerintah tingkat tinggi dan masyarakat kaya, yang tak memiliki masalah keuangan, sibuk mencari restoran daging anjing dan mementingkan diri mereka sendiri,” tutur sumber kepada Radio Free Asia.
Kuliner daging anjing naik ‘daun’ di tengah ancaman kelaparan
Anehnya meski menghadapi kekurangan pangan, resto daging anjing justru masih populer di kalangan ‘tajir’ Korea Utara.
“Sejak musim panas, Restoran Dangogi Kyongsong menjalankan bisnisnya di gedung tradisional Korea dengan dua tingkat di Aula Chongjin Pohang. Saat hari panas dimulai, [restoran] itu dipenuhi dengan masyarakat yang ingin memakan daging anjing,” ujar sumber itu lagi.
Restoran Kyosong sendiri merupakan yang terbesar kedua di negara itu.
Lebih mahal dari harga babi
Mirisnya lagi, harga hidangan itu dua kali lebih mahal jika dibandingkan harga daging babi.
Harga satu mangkok Dangogi-jang dipatok setara dengan harga dua kilogram beras.
“Sup [daging anjing] itu memiliki harga 12 ribu won [Rp199 ribu] satu mangkuknya, hampir mirip dengan harga dua kilogram nasi,” kata sumber itu.
Sumber lain di Uiju, Provinsi Pyongan Utara, juga menyebut bahwa pejabat partai, Kementrian Kemanan dan pejabat penegak hukum kerap mampir ke kedai sup anjing.
FYI, sup anjing dipercaya mampu mengobati penyakit.
—
Let us know your thoughts!
-
Kasus Cacar Monyet Belum Terdeteksi di Indonesia
-
Perempuan di Zimbabwe Gunakan Kotoran Sapi Sebagai Pengganti Pembalut Saat Haid
-
Keseringan Ditanya Kapan Nikah, Wanita Ini Dilarikan ke Rumah Sakit