Takut Virus Corona, Stok Masker Menipis dan Harganya Melonjak Hingga Rp 1,3 Juta/Boks
Meluasnya Virus Corona dari Wuhan ke berbagai daerah di China hingga Eropa dan Amerika Serikat (AS) ternyata memberikan ketakutan yang cukup signifikan untuk warga Indonesia. Ketakutan ini menyebabkan menipisnya stok masker N95 di dalam negeri.
Mengutip dari Kumparan, Pasar Pramuka di Matraman, Jakarta, yang menjadi pusat obat dan alat kesehatan pun juga mengalami penipisan stok ini. Hal tersebut menyebabkan harga masker tipe yang paling bagus, N95 melambung sangat tinggi. Awalnya masker ini dibanderol dengan harga IDR 200.000 per boks, saat ini harganya menjadi IDR 1.300.000 per boks.
Leo salah satu pedagang di Pasar Pramuka menjelaskan, sejak Virus Corona ramai dibicarakan, masker N95 paling banyak dicari. Makanya, bukan hal yang aneh jika harganya selangit. Dia menghitung, kenaikan harga masker N95 terjadi hanya dalam waktu sepekan. Sebab pada Minggu lalu, harganya masih IDR 195.000 hingga IDR 200.000 per boks. Pada Senin, naik lagi menjadi IDR 275.000 per boks.
“Selasa naik lagi jadi 350, Kamis 750, Jumat tembus 1 juta per boks, dan sekarang 1,3 juta per boks,” kata Leo pada Kumparan.
Karena demand yang tinggi dan jumlah yang semakin menipis, Leo mengatakan ada yang berani menawar hingga 1,8 juta Rupiah untuk satu boks masker N95, padahal hanya berisi 20 lembar saja. N95 memang memiliki kualitasnya yang bagus. Lapisan filternya mencapai 9 kali lebih banyak dibandingkan masker biasa yang hanya 2 lapisan.
Selain masker N95, ada jenis masker lain yang kualitasnya tidak kalah bagus dengan N95. Masker ini bernama duckbill atau biasa disebut pitta. Masker berasa dari China ini juga harganya naik dari IDR 100.000 per boks menjadi IDR 350.000 per boks.
Karena harganya yang sudah tidak masuk akal lagi, Sekretaris Jenderal Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka Yoyon mengaku, sudah berkoordinasi dengan para pedagang di Pasar Pramuka. Dia ingin pemerintah sidak ke distributor dan produsen masker karena stok yang menipis.
“Saya mohon ke pemerintah prioritaskan (kebutuhan masker) dalam negeri. Yang saya takutkan ada sebuah kartel, simpan barang itu untuk mainkan harga. Makanya saya imbau ke pemerintah segera sidak kenapa barang kosong dan harga jauh sekali naiknya,” ujar Yoyon saat dihubungi Kumparan, Sabtu 1 Februari lalu.