Tagar Boikot JNE Ramai di Media Sosial Gara-Gara Isu Agama, Begini Respon dari Manajemen
Lowongan kerja diskriminatif tuai protes publik, tagar Boikot JNE trending
Tak lama ini, Twitter diramaikan dengan adanya tagar boikot JNE. Hal ini menyusul beredarnya pamflet online berisi lowongan pekerjaan sebagai kurir perusahaan layanan antar tersebut.
Di dalamnya, tertera syarat yang bikin warganet heboh, pelamar harus beragama Islam. Banyak orang pun menganggap lowongan kerja itu diskriminatif.
Pamflet online itu juga menuliskan kalau kurir akan mereka tempatkan di wilayah Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah.
Tanggapan pihak manajemen JNE hingga pemutusan kemitraan
Menanggapi meledaknya tagar boikot JNE ini, VP of Marketing JNE Eri Palgunadi mengatakan, kejadian ini adalah pelanggaran SOP.
Selain itu, ia menyebut ini menyalahi nilai-nilai perusahaan yang menghargai keberagaman dan perbedaan.
“Kami juga mengutamakan toleransi dan saling menghormati serta menghargai perbedaan,” kata Eri.
Karena itu, pihak manajemen JNE pun secara tegas langsung melakukan pemutusan kerja sama dengan pihak mitra terkait pamflet tersebut.
“Kami memberikan sanksi dengan pemutusan hubungan kerja sama dengan pihak mitra,” ujarnya kepada Kompas.
Memegang teguh nilai-nilai toleransi
Eri menambahkan, JNE dibangun oleh manajemen dan karyawan yang berasal dari beragam latar belakang. Mulai dari suku bangsa, ras, hingga agama yang berbeda.
Makanya, ia memastikan JNE sangat memegang teguh nilai-nilai toleransi.
Selama ini pun, Eri menjelaskan, perusahaan itu selalu menerapkan nilai-nilai agama dan suku yang mereka wujudkan dalam berbagai aktivitas perusahaan.
Mulai dari aktivitas keagamaan karyawan, apresiasi perjalanan ibadah bagi karyawan (umrah, hollyland tour, dan lainnya), dan berbagai kegiatan lainnya.
—
What do you think? Tell us in the comment below!
Baca juga: