Studi: Wabah Virus Corona Pernah Ada di Asia 25 Ribu Tahun yang Lalu
Ilmuwan temukan bukti virus corona di zaman purba
Sebelum memicu pandemi di tahun 2020, ternyata wabah virus Corona sempat muncul di kawasan Asia timur di zaman purba, tepatnya 25 ribu tahun yang lalu.
Hal ini diketahui berkat penelitian sekelompok ilmuwan Australia dan Amerika Serikat yang diterbitkan Current Biology hari Jumat (25/6/2021).
Nggak tanggung-tanggung, penelitian tersebut bahkan menyebut bahwa wabah tersebut berlangsung hingga 20.000 tahun.
Baca juga: Vaksinasi 1,3 Juta Orang dalam Sehari, Indonesia Pecahkan Rekor!
Tercatat di gen manusia
Studi ini dilakukan dengan mempelajari gen manusia yang mampu “mencatat” apa yang terjadi di masa lalu.
Sepanjang sejah kehidupan manusia, mutasi genetik terjadi dan berdampak ke kehidupan modern manusia. Beberapa mutasi menyebabkan gejala covid-19 lebih parah, sementara lainnya justru membentuk perlindungan terhadap virus tersebut.
“Jadi yang terjadi selama beberapa generasi adalah varian gen yang menguntungkan akan semakin berkembang,” kata peneliti lainnya, Yassine Souilmi dari University of Adelaide.
“Dan ini akan meningggalkan jejak yang sangat jelas beberapa generasi berikutnya.”
Para peneliti menyebut, mereka menemukan adanya anda yang memiliki hubungan virus corona dalam genetik orang yang berasal dari Vietnam, China dan Jepang, tapi tidak ditemukan di kalangan orang lainnya.
“Setelah menemukan adanya tanda-tanda tersebut, kami menggunakan berbagai alat untuk bisa melacak kapan perubahan genetik tersebut terjadi,” kata Dr Soulimi.
Baca juga: Covid-19 Akan Dianggap Flu Biasa Oleh Singapura, Blueprint Tengah Digodok
Virus corona dengan efek massal
Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, setidaknya ada 3 virus corona yang berhasil menyebabkan efek massal; Covid-19, SARS dan MERS.
SARS terjadi pada tahun 2002 lalu dan menjadi wabah di Cina.
SARS adalah singkatan dari severe acute respiratory syndrome, sindrom pernapasan yang sangat akut. Ketika virus tersebut mewabah, sebanyak 8.000 orang terjangkiti dan menyebabkan 800 orang meninggal.
MERS (Middle East Respiratory Syndrome) muncul empat tahun kemudian. Virus tersebut menjangkiri 2.400 orang dan menyebabkan 850 orang meninggal.