Siswa Sekolah Seminari di NTT Dipaksa Memakan Kotoran Manusia
Setiap orang tua pasti akan sedih dan geram jika mendengar anaknya mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan di sekolah. Begitulah yang terjadi kepada Maria Flora dan Hetty Hendriyani, orang tua dari dua siswa kelas VII Seminari SMP Bunda Segala Bangsa (BSB) di Maumere, Nusa Tenggara Timur yang di-bully seniornya untuk memakan kotoran manusia.
Kejadian ini berlangsung minggu lalu, ketika salah satu siswa yang menjadi korban mengatakan kalau mereka sedang kembali ke asrama sekolah setelah istirahat makan siang. Setibanya di sekolah, salah satu senior mengatakan bahwa mereka menemukan kotoran manusia yang ada di tas di dalam lemari yang biasanya kosong. Karena penasaran dan marah, para senior mengumpulkan semua junior dan mencari tahu siapa yang meletakkan kotoran di dalam lemari itu.
Karena tidak ada yang mengaku, para senior langsung mengambil kotoran manusia itu dengan sendok dan mencekokannya ke sebanyak 77 siswa junior. Mereka tidak berani untuk melawan, mau tidak mau mereka menerima hukuman tersebut.
“Itu sangat menjijikan, tapi kami tidak bisa melawan,” kata siswa kelas VII dilansir dari The Jakarta Post.
Setelah kejadian tersebut, para senior mengingatkan untuk tidak melaporkan penganiayaan tersebut ke orang tua masing-masing junior. Namun, salah satu korban memberanikan diri untuk melaporkan kejadian ini kepada orang tuanya. Sejak saat itu, Maria Flora dan Hetty Hendriyani kecewa atas perlakuan para senior kepada anak-anaknya.
Menurut Maria, insiden ini tidak manusiawi, apalagi dilakukan di sekolah seminari. Maka dari itu, Maria ingin para senior yang terlibat dalam pelecehan itu dihukum atas tindakan mereka.
Begitu pula yang dirasakan Hetty, “Kami mengirim anak-anak kami ke sekolah seminari supaya mereka dapat belajar menjadi orang baik, bukan diperlakukan dengan cara ini,” katanya.
Atas kejadian ini, Seminari Bunda Segala Bangsa menolak untuk mengeluarkan pernyataan resmi dan akan melakukan pertemuan dengan orang tua murid terlebih dahulu untuk membahas masalah ini.