Sebut Valentine Budaya Kristen, Taliban Larang Perayaan di Afghanistan
Larang rayakan hari Valentine
Hari Valentine atau hari kasih sayang dilarang dirayakan di Kabul, Afghanistan.
Terkait hal tersebut, Taliban mengeluarkan larangan dan menyebut Hari Valentine sebagai kebiasaan Kristen.
Dilansir dari AFP, larangan itu berdampak sepinya toko bunga.
Pada salah satu jendela outlet, terpampang sebuah poster dengan tanda tangan Kementerian untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.
“Merayakan hari kekasih artinya menunjukkan simpati kepada Paus Kristen,” bunyi poster tersebut.
Baca juga: BMKG Bagikan 4 Faktor yang Jadi Alasan Jakarta dan Sekitarnya Diguyur Hujan Berturut-turut
Kerap keluarkan berbagai pembatasan kehidupan sosial
Sejak mengambil alih kuasa pada Agustus 2021, otoritas Taliban kerap mengeluarkan berbagai pembatasan kehidupan sosial.
Mereka banyak melarang budaya yang dinilai non Islam, mulai dari musik, media sosial dan lainnya.
Baca juga: Cari Pasangan Berdasarkan Zodiak? Ngobrol Bersama Seorang Certified Matchmaker
Lakukan patroli ketat
Untuk memastikan larangan itu dijalankan warga, polisi moral Taliban disebut berpatroli dengan persenjataan lengkap.
“[Pihak berwenang Taliban] menerbitkan dan menyebarkan perintah mereka ke semua toko bunga,” kata Omar yang berlutut di depan tokonya, sembari mencabuti duri dari bunga-bunga yang sudah layu.
Baca juga: Dubai Berencana Gunakan Taksi Terbang sebagai Transportasi Umum pada 2026
Rayakan dengan ‘sembunyi’
Meski demikian, dilansir dari AFP via CNNIndonesia, masih ada sejoli yang dengan sembunyi-sembunyi membeli bunga.
Setelah itu mereka langsung meninggalkan lokasi.
“Situasinya sudah berubah. Kita tidak bisa merayakannya seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata salah satu pembeli bunga.
—
Let us know your thoughts!
-
Penggunaan QRIS di Malaysia Rencananya Dilakukan Mulai Agustus 2023!
-
Arab Saudi Siap Kirim Astronot Wanita Pertama ke Luar Angkasa
-
Tarif Internet Warga DKI Jakarta Bakal Naik?