Review All of Us Are Dead : Bukan Serial Zombie Biasa
Serial All of Us Are Dead yang terinspirasid dari webtoon saat ini sudah dapat disaksikan via Netflix.
Hanya dalam waktu sekejap, serial yang menghadirkan banyak wajah ‘segar’ ini berhasil menduduki trending nomor 1 di Netflix Indonesia.
Meski secara genre serial ini mungkin dianggap sebagai stereotype zombie serial, ternyata All of Us Are Dead (AOUAD) justru terasa begitu kompleks dan berbeda.
Berikut review All of Us Are Dead
-
Perkenalan karakter yang kuat
Sedari awal, serial ini bisa dibilang ‘dibuka’ dengan sangat baik. Terutama berbicara perkenalan karakter di serial ini.
All Of Us Are Dead premieres in 12 hours!!
Find out how this Korean zombie drama — about a group of students trapped in a school that's overrun with the undead — got made. pic.twitter.com/jZVHeNJaIH
— Netflix (@netflix) January 27, 2022
Bermodalkan perkenalan yang ‘singkat dan padat itu’, para penonton tinggal menikmati alur cerita yang disiapkan oleh sang sutradara.
-
Lingkup area sekolah tak membuat cerita jadi lemah
Berfokus pada zombie outbreak yang terjadi di sekolah Hyosan, AOUAD berhasil membawa sebuah cerita yang justru berbeda dari genre zombie pada umumnya.
Di sini terasa sekali bagaimana ‘kepolosan’ gerombolan anak SMA yang berusaha melawan zombie dengan pengetahuan yang nihil dan hanya bermodalkan film yang pernah mereka tonton.
Kendati demikian, area yang kecil ini justru berhasil menghadirkan berbagai polemik dan intrik menarik di kalangan anak SMA.
-
Episode demi episode yang terus ‘tereskalasi’ dengan baik
Meski memang membahas soal wabah zombie, setiap episode dari serial ini menghadirkan ‘keseruan’ baru untuk bisa dinikmati pada episode berikut.
that slap was satisfying as hell #AllOfUsAreDead pic.twitter.com/SOVXd8jRAa
— zee base 🗯 (@zygmaund) January 28, 2022
Salah satunya adalah kompleksitas wabah zombie yang terus ‘memuncak’. Memang pada awal gerombolan bocah ini berhadapan dengan zombie, namun siapa sangka di tengah perjuangan mereka, justru muncul jenis baru yang jauh lebih menyeramkan dan sulit ditangani.
-
12 Episode yang terasa begitu pas
Walau harus menghabiskan waktu selama hampir 12 jam lebih alias 12 episode, AOUAD terasa begitu pas dan tidak dipaksakan.
Sepanjang menyaksikannya, bukan cuman kerseruan survival mode para anak SMA yang bisa dinikmati, melainkan ada banyak hal lain.
Salah satunya ‘romansa’ anak SMA yang terasa begitu ‘menggelitik’ namun berhasil menghadirkan sisi yang unik dari serial ini.
-
Kenapa Perbudakan Modern Masih Ada?
-
Untuk Bikin Indomie, RI Impor Gandum Sebanyak IDR 12 Triliun Dari Australia
-
Jadi Joki Antrean, Pria Ini Raup Cuan 3 Juta/Hari! Mau Coba?
Writers note
Buat gua sendiri, AOUAD merupakan sebuah oase di tengah film zombie yang begitu-begitu aja.
Ya walau ada beberapa hal yang diluar ekspektasi (terutama soal cerita), serial ini sebenarnya sangat menjanjikan. Bahkan bukan tidak mungkin akan hadir dengan musim kedua.
*sebelum nonton, camkan dulu judulnya adalah All of Us Are Dead…