Rekomendasi Lagu Berdasar Emosi Akan Jadi Teknologi Terbaru Spotify?
Spotify siapkan patent baru untuk rekomendasi lagu berdasar emosi
Rekomendasi lagu berdasarkan emosi sepertinya akan menjadi fitur terbaru dari Spotify. Raksasa perusahaan streaming tersebut dikabarkan baru saja memberikan akses pantent untuk teknologi terbaru mereka mencari tahu “emosi, kelamin, umur atua logat” seseorang berdasarkan “suara“.
Kemudian aplikasi itu akan memberikan rekomendasi lagu berdasarkan faktor tersebut. Seperti dilansir Hypebeast, Spotify sebenarnya sudah meminta izin untuk patent tersebut sejak tiga tahun lalu.
Lewat suara, patent itu bisa mendeteksi intonasi, kecemasan dan ritme bicara seorang
Adapun patent itu akan mendeteksi intonasi, stress level, ritme dan cara bicara pengguna baik saat sedang sendiri atau dalam percakapan dengan orang di sekitar.
Alasan kemunculan ide tersebut adalah karena Spotify merasa kurang puas dengan metode rekomendasi musik yang sudah ada dan berjalan saat ini. “What is needed is an entirely different approach to collecting taste attributes of a user, particularly one that is rooted in technology so that the above-described human activity (e.g., requiring a user to provide input) is at least partially eliminated and performed more efficiently,” seperti dicatat pada patent tersebut.
-
Spotify Berkolaborasi dengan Barilla untuk Bantu Orang Memasak Pasta dengan Sempurna
-
Potongan Lirik Lagu Akan Bisa Bantu Pengguna Spotify Untuk Pencarian!
-
Spotify Dikabarkan Sedang Mempersiapkan Fitur “Karaoke” Bagi Pengguna
Sejauh ini belum ada kabar lebih detail mengenai bagaimana nantinya teknologi tersebut akan diimplementasikan dan kapan mulai diluncurkan. Namun seperti yang sudah-sudah, sering kali apa yang disiapkan oleh perusahaan ini sebenarnya tidak diperlukan dan berujung menjadi wacana belaka.
—
Well, kalau bener bisa diaplikasikan sih pastinya akan lebih baik. Jadi setiap orang bisa mendengarkan musik berdasarkan emosi mereka.
Soalnya gua sendiri termasuk orang yang milih musik berdasarkan apa yang lagi dirasain, alias based on mood. Tapi setelah gua pikir-pikir, ngeri juga yah kalau secara otomatis mereka bisa denger apa yang dibicarain sama tiap pengguna?