Justin Bieber mengidap Ramsay Hunt Syndrome
Belakangan ini, kita nggak asing sama penyakit bernama “Ramsay Hunt Syndrome” yang kita lihat di seluruh penjuru media sosial.
Pasalnya, sindrom itu menyerang penyanyi Justin Bieber, hingga ia harus menunda konsernya. Dari video pengumuman yang ia sebarkan di media sosial, beberapa gejalanya pun nampak.
Mulai dari satu mata yang tak bisa berkedip, hingga separuh bibir yang nggak bisa berekspresi jadi hal yang bisa kita lihat dari video itu.
“Virus inilah yang menyerang saraf di telinga dan wajahku, dan membuat wajahku lumpuh,” ujar sang superstar.
Tapi, apa sebenarnya Ramsay Hunt Syndrome (RHS) itu, dan apa penyebabnya?
Bangkitnya virus cacar air
Apakah lo salah satu orang yang pernah mengalami cacar air? Kalau iya, mungkin lo harus waspada.
Ramsay Hunt Syndrome merupakan gangguan saraf langka yang punya ciri-ciri berupa kelumpuhan saraf wajah dan biasa diikuti oleh ruam di area telinga dan mulut.
Melansir Mayo Clinic, ternyata penyakit ini bisa menyerang orang-orang yang pernah terinfeksi cacar air. Pasalnya, RHS terjadi karena virus varicella-zoster (penyebab cacar air) yang ada di dalam tubuh aktif kembali.
Walaupun penyakit yang bikin kulit lo bentol-bentol itu udah selesai bertahun-tahun lalu, virusnya nggak mati begitu aja. Mereka masih tinggal di saraf, dan bisa aktif kembali menyerang area wajah.
Seberapa parah dan gimana pengobatannya?
Untuk bisa ngebayangin tingkat kelangkaannya, data dari rarediseases.org menunjukkan kalau kondisi Ramsay Hunt Syndrome menyerang 5 dari 100.000 orang di Amerika Serikat setiap tahunnya. Mereka yang berusia di atas 60 tahun punya risiko besar terkena kondisi ini.
Orang yang mengidap Ramsay Hunt Syndrome bisa mengalami beberapa komplikasi. Pertama, lemahnya saraf wajah karena sindrom ini lama-kelamaan bisa menyebabkan hilang pendengaran, bahkan secara permanen.
Selain itu, karena kelumpuhannya bikin kelopak mata susah berkedip, nggak bisa dimungkiri ada kemungkinan gangguan pada kornea mata.
Sebenarnya, sindrom ini bisa diobati dengan obat-obatan antivirus, di mana dokter bakal meresepkan dosis sesuai dengan kondisi pasien. Pengidap RHS kemungkinan bakal masih mengalami kelemahan saraf wajah, hingga berkurangnya kemampuan pendengaran.
What are your thoughts? Let us know!
