Pyra Ajak Ramengvrl dan Yayoi Daimon dalam Single Terbaru “yellow fever”
Musisi visioner asal Thailand, Pyra baru saja merilis single terbarunya berjudul “yellow fever“. Dalam lagunya kali ini, ia mengajak rapper asal Indonesia, Ramengvrl dan Yayoi Daimon dari Jepang.
Lagu ini mewakili kemuakannya pada berbagai isu tentang sosial politik. Hm, cukup berat ya, tapi seperti apa lagunya?
Pyra – “yellow fever” (feat. Ramengvrl & Yayoi Daimon)
Sebagai seorang musisi yang membahas berbagai isu sosial politik lewat musiknya, “yellow fever” mewakili kemuakkan Pyra terhadap berbagai stereotype menjijikan yang dikaitkan dengan orang-orang Asia. Meski begitu, ia menyeimbangkannya dengan humor gelap namun tetap tegas.
“yellow fever” sendiri terdengar menyinggung peran gender konvensional yang sudah tidak relevan, ketidaksetaraan, ras, dan cultural appropriation. Tentu ini jadi langkah yang berani karena tidak banyak musisi yang berani mengangkat isu ini menjadi lagu.
Baca juga:
-
Resto Visit: South Bakmi Boys, Makan Mie Nikmat di Darmawangsa
-
The Panturas Hadirkan Nuansa Melayu dalam Single Terbaru “Tafsir Mistik”
“Yellow fever ada fetish menjijikan terhadap wanita Asia. Dan ya, kami sudah muak dengan itu. Lagu ini adalah katalis untuk sebuah perubahan. Perubahan tidak akan pernah datang jika kamu hanya duduk diam dan menunggu. Perubahan berawal dari dirimu,” kata Pyra dikutip dari rilisan persnya.
Lagu ini tampak berusaha menggabungkan musik hip hop dan alternatif ke dalam sebuah gebrakan baru. Nada yang bersemangat dan berapi-api membuat seluruh emosi dalam lagu ini tersalurkan dengan baik.
Pyra dan Diskusi Lewat Karya
Sejak debut tahun 2016, Pyra nyatanya sering mengambil perhatian banyak orang di seluruh dunia. Dengan berbagai penghargaannya di Best New Artist Apple Music 2016, JOOX Spotlight Artist 2018, Delegates Favourite Act in Bangkok Music City 2019, dan The NME 100: Essential Emerging Artist for 2021.
Ini berkat tidak keraguannya mengangkat isu-isu yang lumayan berat untuk diaplikasikan ke dalam sebuah musik. Karya-karyanya sekaligus jadi ruang diskusi buat banyak orang yang mendengarkannya.
Dengan gaya dystopian pop, ia berusaha memadukan hip hop dan alternatif khas Asia untuk menjalankan gerakan-gerakan yang ingin diangkatnya – seperti keadilan sosial, perubahan iklim, feminisme, sampai kesehatan mental.
_
Dengarkan “yellow fever” yang sudah tersedia di seluruh platform musik digital.