Pria Bercadar Coba Kelabui Petugas Bandara Pakai Hasil PCR Palsu, Kena Pergok Pramugari
Seorang pria bercadar berinisial DW melakukan upaya mengelabui petugas Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Dalam usahanya untuk terbang menuju Ternate, Maluku Utara, ia menggunakan hasil tes PCR milik istrinya dan berkostum layaknya perempuan bercadar.
Walaupun sudah tiba di tujuan, misi penyamarannya ini gagal saat berada di pesawat, ia tertangkap basah oleh seorang pramugari yang mencurigainya. DW ketahuan melakukan penyamaran ini beserta hasil tes PCR negatif istrinya agar lolos pemeriksaan protokol kesehatan.
Melansir Kompas, Executive General Manager Bandara Halim, Nandang Sukarna mengatakan kejadian ini bermula saat DW hendak terbang ke Ternate dengan maskapai Citilink, Minggu, 18 Juli 2021.
Pakai hasil tes PCR negatif istri, pria ini juga bercadar
Nandang menyebutkan, identitas pria dengan samaran bercadar itu terungkap saat sudah tiba di Bandara Sultan Baabullah Ternate di hari yang sama. Cadar itu sudah ia kenakan sejak berada di Bandara Halim Perdanakusuma.
Penyamaran DW kemudian terbongkar dengan sendirinya. Melansir Detik, seorang pramugari mulai curiga saat ia membuka cadarnya dan mengganti pakaian kemeja di dalam toilet pesawat. Kemudian, pramugari tersebut langsung melaporkan temuannya ke pihak Bandara Baabullah.
Petugas kesehatan di bandara pun langsung melakukan tes swab antigen kepada DW. Ternyata, hasilnya positif Covid-19.
“Ditangkap di Ternate, pas di lokasi tujuan. Kami ini sedang evaluasi. Mungkin setelah ini kamu sampaikan kalau sudah ada keputusan dari hasil rapat juga. Memang itu kejahatan murni dari pelakunya.” ujar Nandang Sukarna.
Modus yang tak bertanggung jawab
Bukan cuma modus pria bercadar, upaya untuk ‘lolos’ dari protokol kesehatan seperti ini pernah juga terjadi sebelumnya. Salah satu kasusnya, pada bulan April lalu, WNI dari India menyogok ‘pegawai bandara’ sebesar Rp6,5 juta supaya lolos dari kewajiban karantinanya.
Padahal saat itu, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan ketat terkait kedatangan dari India, mengingat kasus C0vid-19 di negara itu yang sedang melonjak.
Modus-modus semacam ini bisa kita bilang sebuah kejahatan. Pasalnya, bukan cuma mempermalukan diri sendiri, tapi juga bisa membahayakan orang lain.
—
Jangan ada lagi deh yang semacam ini!
Baca juga: