Penjualan Tiket Main Program Tahun ke-18 Ubud Writers & Readers Festival Resmi Dibuka
Penjualan tiket main program tahun ke-18 acara sastra terkemuka di Asia Tenggara, Ubud Writers & Readers Festival resmi dibuka.
Sebagaimana dilansir dari siaran pers yang diterima USS Feed, sejak Rabu (8 September), mereka resmi merilis daftar lengkap acara Main Program.
Untuk tahun ke-18, dipastikan lebih dari 130 penulis, jurnalis, seniman dan aktivis akan hadir baik secara onlie dan on-site di Ubud, Bali, mulai dari tanggal 8-17 Oktober.
Selain itu, ada pula program acara khusus di Perth, Australia, dari 8-10 Oktober, bekerja sama dengan Writing Western Australia (Writing WA) dengan investasi dari Pemerintah Negara Bagian melalui Department of Local Goverment, Sport, and Cultural Industries.
Adapun saat ini tiket sudah dapat dibeli secara online via situs ubudwritersfestival.com
Mengusung tema refleksi diri, Ubud Writers & Readers Festival hadirkan nama-nama besar
Mengusun tema Mulat Sarira yang diterjemahkan sebagai “Refleksi Diri”, festival tahun ini juga menghadirkan sepuluh hari percakapan, diskusi panel, lokakarya penulisan, dan banyak lagi.
“Ini bukan waktu yang normal, dan banyak dari kita masih mencoba menilai dan mengevaluasi turbulensi perjalanan ini, untuk menavigasi jalan menuju ketenangan, dan kenyamanan,” tutur Pendiri dan Direktur UWRF Janet DeNeefe.
Singkatnya, festival ini berisi ajakan untuk refleksi diri, ke dalam retrospeksi budaya, HAM, hak hewan, lingkungan.
“Untuk melihat siapa kita, apa yang menyatukan dan memisahkan kita,” lanjutnya.
Bukan hanya tema yang menarik, acara ini juga akan dihadiri pemenang penghargaan Jnanpith ke-54 Amitay Ghosh. Pada kesempatan nanti, ia akan berbagi cerita tetang kolonialisme barat dan eksploitasi kekerasan di Kepulauan Banda, Maluku yang menjadi cikal bakal perubahan iklim saat ini.
Ia juga akan bergabung dengan Direktur Jendral Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hilmar Farid untuk membahas peran rempah-rempah dalam pembangunan suatu bangsa.
Festival tahun ini juga mengundang André Aciman, penulis Call Me by Your Name yang sudah menerima berbagai penghargaan internasional. Dia akan berbicara tentang karya terbarunya dan mengeksplorasi apa arti waktu bagi seniman yang tidak dapat memahami kehidupan masa sekarang.
Selain itu, penyair terkenal, Ada Limón, juga turut berpartisipasi dan mengeksplorasi apa artinya hidup di dunia yang tidak sempurna saat membahas kumpulan puisi bertajuk The Carrying.
Adapula nama besar lain seperti jurnalis Australia Julia Bard, penyair Indonesia Desi Anwar, penyair dan prosais Bali Coki Sawitri, penyair kontemporer ‘berpengaruh’ dari Korea Selatan Kim Hyesoon, Ruth Ozeki, Ayu Utami, pemenang Forgaty Award Rebbeca Higgie, Profesor Krishna Sen, Agustinus Wibowo dan travel writer Australia David Allan-Petale.
“Tahun ini, kami akan mempelajari lanskap nyata dan imajiner. Bagian normal mana yang ingin kita kembalikan dan pelajaran apa yang akan kita ambil untuk masa depan? Kami bangga membawakan platform internasional untuk diskusi, pertunjukan, dan ide lintas budaya,” lanjut DeNeefe.
-
Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia: Ini 5 Hal yang Lo Harus Tau
-
Basmi Nyamuk, China Gunakan Teknologi Nuklir
-
Quarter Life Crisis, Kecemasan di Usia Dewasa yang Bikin Galau
—
Langsung kunjungi situs resmi ubudwritersfestival.com untuk info lebih lanjut terkait penjualan tiket.