Penghapusan PR yang Diganti oleh Pendidikan Karakter, Tuai Kritik dari Pakar Pendidikan
Penghapusan PR tuai beragam respon
Setelah sebelumnya Surabaya ramai dengan aturan penghapusan PR bagi siswa siswi SD dan SMP, kini aturan tersebut tuai berbagai respon.
Beberapa pihak merasa amat diuntungkan oleh aturan penghapusan PR ini, sedangkan sebagian lagi merasa aturan tersebut kurang efektif untuk diaplikasikan.
Respon positif mungkin akan banyak didapatkan dari para pelajar, karena mereka merasa diuntungkan oleh adanya aturan baru tersebut.
Sayangnya, hal tersebut berbanding terbalik dengan respon dari beberapa ahli di bidangnya.
Apa perlu pendidikan karakter dipisah?
Pakar Pendidikan di Surabaya merespon negatif soal kebijakan baru yang memberlakukan penghapusan PR bagi pelajar SD dan SMP.
Penghapusan PR ini nantinya akan digantikan oleh pendidikan karakter yang berdurasi sekitar 2 jam.
Menurut Pakar Pendidikan Surabaya, adanya pendidikan karakter seharusnya tidak dijadikan sebagai topik yang terpisah.
Memisahkan pendidikan karakter menjadi topik yang menggantikan PR dinilai kurang efisien.
Pendapat dari pakar pendidikan
Pakar Pendidikan di Surabaya berpendapat bahwa pendidikan karakter sudah ada di beberapa mata pelajaran.
Seperti misalnya pada mata pelajaran PPKN (Pendidikan Pancasilan dan Kewarganegaraan).
“Pendidikan karakter yang bagus itu namanya school culture. Yakinlah kalau sekolahannya itu bersih, gurunya santun, jamnya tertib, anak juga ikut (Bersih, santun dan tertib). Disiplin karakter apa, kerja keras, kerja kelompok, kerja sama itu bukan teori. Jadi saya tidak sependapat ada pelajaran karakter ngadek dewe (Berdiri sendiri). Meski itu ke integrasi pelajaran, semua guru berkarakter dan semua pelajaran diberikan ruh karakter,” kata Pakar Pendidikan sekaligus Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr H Muchlas Samami kepada detikJatim, Senin (24/10).
Para pakar membutuhkan klarifikasi lebih lanjut mengenai PR seperti apa yang akan dihapuskan.
Pakar Pendidikan Surabaya masih mendukung aturan penghapusan PR jika kategorinya adalah yang Pekerjaan Rumah yang berisi banyak soal-soal kepada para pelajar.
—
What are your thougths? Let uss know!