Pakar: Perilaku Masyarakat Dunia Ketika Facebook Down Adalah Bukti Kecanduan Medsos, Terbesar Sejak 2008
Facebook, WhatsApp dan Instagram down
Sebagaimana yang lo mungkin sudah ketahui, Facebook, Instagram dan WhatsApp sempat down beberapa aktu lalu.
Ketiga layanan tersebut tidak bisa diakses; jutaan pengguna pun tak bisa berhubung dengan satu sama lain.
Menanggapi hal ini, pakar komunikasi dari Cornell University, Amerika Serikat bernama Brooke Erin Duffy pun angkat suara. Ia menyebut, reaksi publik terkait isu tersebut menunjukkan kecanduan.
Rugi karena Facebook down
Hal ini ia ungkapkan di media New York Times, Selasa (5/10) lalu.
Ia menyebut, gangguan yang berlangsung selama beberapa jam tersebut mempengaruhi perilaku orang-orang yang sudah menjadi pengguna layanan-layanan tersebut secara bertahun-tahun; baik untuk urusan personal maupun profesional.
“Pemadaman hari ini membuat ketergantungan kami pada Facebook -dan properti lainnya seperti WhatsApp dan Instagram,” kata Duffy.
“Gangguan hari ini menunjukkan tingkat ‘kerawanan’ yang mengejutkan yang menyusun ekonomi kerja kita yang semakin dimediasi secara digital,” ucap Duffy.
Hal ini pun diamini Mark Donnelly, pendiri start-up HUH Clothing, brand fashion yang menggunakan Facebook dan Instagram untuk menjangkau pelanggan.
Ia mengaku harus kehilangan ribuan penjualan karena gangguan yang berlangsung selama beberapa jam tersebut.
“Mungkin hal ini tidak berpengaruh besar untuk kebanyakan orang lain, namun kehilangan empat atau lima jam penjualan bisa menjadi kendala untuk pembayaran tagihan listrik atau sewa bulan itu.”
To the huge community of people and businesses around the world who depend on us: we're sorry. We’ve been working hard to restore access to our apps and services and are happy to report they are coming back online now. Thank you for bearing with us.
— Meta (@Meta) October 4, 2021
Baca juga: Bunga Tabebuya Bermekaran di Surabaya, Disebut Mirip Sakura Jepang
Gangguan terbesar sejak 2008
Perlu diketahui, gangguan Facebook, Instagram dan WhatsApp yang berlangsung beberapa waktu lalu adalah gangguan terbesar yang terjadi sejak tahun 2008.
Ketika itu, sebuah bug menyebabkan membuat Facebook offline selama seharian. Hanya sebagian kecil dari 3 miliar pengguna yang masih bisa mengakses layanan tersebut ketika hal ini terjadi.
Seorang perwakilan pun sempat menjawab alasan kenapa Facebook down beberapa waktu lalu. Ia memastikan, hal ini bukan terjadi karena aksi hack.
“Gangguan pada lalu lintas jaringan ini memiliki efek berjenjang pada cara pusat data kami berkomunikasi, sehingga menghentikan layanan kami,” ujar VP Infrastructure Facebook, Santosh Janardhan.
“Kami juga tidak memiliki bukti bahwa data pengguna telah disusupi sebagai akibat dari layanan down ini,” tambahnya.
*Sincere* apologies to everyone impacted by outages of Facebook powered services right now. We are experiencing networking issues and teams are working as fast as possible to debug and restore as fast as possible
— Mike Schroepfer (@schrep) October 4, 2021