Menjelaskan Fenomena Kesurupan Menurut Sains
Kesurupan: gangguan mental atau gangguan gaib?
Nggak bisa dimungkiri, budaya tradisional Indonesia memang nggak jauh dengan hal-hal mistis, salah satunya kesurupan.
Hal ini tentu berbanding terbalik dari sudut pandang sains dan medis mengingat eksistensi makhluk halus sulit dinalar secara ilmiah.
Lantas bagaimana fenomena kesurupan dijelaskan secara ilmiah?
Baca juga: Rumah Lokasi Syuting “KKN di Desa Penari” Dijual
Kesurupan menurut sains
Dalam ilmu medis, kesurupan digolongkan sebagai *gangguan mental* bernama possesion trance disorder. Gangguan ini bahkan sudah dijelaskan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO)
Pengidapnya ditandai dengan hilangnya sebagian atau seluruh integrasi akan pikiran, memori, identitas diri, kontrol gerakan tubuh, serta lingkungan sekitar.
Penyebab kesurupan (atau possesion trance disorder) belum diketahui secara pasti.
Namun ada beberapa faktor yang diduga punya andil dalam perkembangan gangguan mental ini. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor genetik atau keturuan, lingkungan & budaya, psikososial atau peristiwa traumatis di masa lalu.
Diagnosanya juga baru bisa dilakukan jika pengidapnya mengalami gejala-gejala tersebut tanpa disengaja dan terjadi di luar praktik keagamaan dan budaya, serta tidak dipengaruhi oleh kondisi medis tertentu, seperti cedera otak, epilepsi, dan efek zat psikoaktif apapun.
Secara medis, gangguan ini tidak disembuhkan dengan dukun.
Alih-alih, penderita possesion trance disorder ditangai dengan kombinasi psikoterapi dan konsumsi obat-obatan. Karena itu, kalo lo punya gejala kesurupan, ada baiknya lo mulai berkonsultasi pada psikolog atau psikiater.
Baca juga: 7 Museum Aneh di Dunia: Koleksi Alat Santet Hingga Kotoran Manusia
Hantu menurut sains
Nggak jauh beda dengan kesurupan, fenomena hantu juga sulit dibuktikan secara ilmiah.
Sosiolog Dennis dan Michel Wakul sempat mewawancarai penulis buku “Ghostly Encounters: The Hauntings of Everyday Life” yang terbit tahun 2016.
Mereka menemukan bahwa banyak orang yang terlibat di dalamnya tidak yakin mereka benar-benar bertemu hantu atau melihat wujud yang menyerupai gambaran konvensional tentang hantu.
Pembuktian hantu makin sulit dilakukan karena tidak adanya patokan atau definisi bersama tentang apa itu hantu.
Ada yang bilang bahwa hantu adalah roh mati yang tersesat, ada pula yang bilang bahwa hantu adalah entitas telepati yang diproyeksikan dari pikiran kira.
Selain itu, manusia juga belum punya teknologi yang mumpuni untuk menemukan atau mendeteksi dunia lain.
Ada pula teori eksistensi hantu yang berdasar pada Hukum Kekekalan Energi dari Einstein yang menyebut bahwa energi di alam semesta adalah konstan dan tidak bisa diciptakan atau dihancurkan.
Namun, para ahli yang memahami fisika dasar menjelaskan energi yang dilepaskan makhluk hidup saat mati tidak berubah menjadi hantu tetapi ke lingkungan. Contohnya adalah energi panas dan tubuh jenazah yang dimakan cacing dan bakteri.
Your thoughts? Let us know in the comments below!