McDonald’s Minta Maaf Usai Issue ‘Rasisme’ di China yang Viral!
Salah satu toko McDonald’s yang ada di China, ditutup sementara.
Penutupan itu dilakukan karena sebelumnya sempat beredar sebuah video di social media yang berisi penolakan kepada orang berkulit hitam untuk bisa masuk kedalam restoran.
Again, for those who still doubt that Black people and particularly #AfricansinChina are being targeted we feel it is our duty to share this. A sign at a @McDonalds restaurant seems to make this perfectly clear pic.twitter.com/FaveKrdQHi
— Black Livity China (@BlackLivityCN) April 11, 2020
‘Sejak saat ini, black people tidak diperbolehkan masuk ke dalam restoran.’, begitu isi lembaran pemberitahuan yang ada di video dengan durasi 30 detik tersebut.
Pihak McDonald’s di China, langsung meminta maaf atas kejadian yang terjadi di salah satu outlet kota Guangzhou dan menjelaskan kalau tindakan tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung oleh perusahan dengan ikon Ronald tersebut.
Apa pemicu dari kejadian yang tidak mengenakan tersebut?
Kejadian tersebut sepertinya merupakan buntut ketegangan yang terjadi antara para warga lokal di kota Guangzhou dengan para pendatang asal Afrika yang tinggal di sana.
Beberapa minggu sebelumnya, ratusan orang Afrika di Guangzhou secara paksa diminta untuk keluar dari hotel dan apartemen teman mereka menetap. Alasannya adalah ‘rumor online‘ yang beredar bahwa COVID-19 sedang terjadi di kalangan mereka, begitu seperti yang dikutip di BBC.
Alasan banyak orang Afrika di Guangzhou
Perlu diketahui kalau kota tersebut merupakan pusat perdangangan, terutama bagi pedagang asal Afrika, dan disitu mereka melakukan transaksi jual beli.
Itulah alasannya kenapa Guangzhou menjadi salah satu kota di RRC dengan jumlah warga asal Afrika tertinggi. Kejadian penolakan di McDonald’s juga mendapat respon dari pemerintah daerah, di mana mereka mengecam kejadian diskriminasi tersebut dan menjelaskan kalau hubungan antara warga lokal dengan warga Afrika seharusnya seperti teman baik, rekan kerja dan saudara.
Source : BBC.com
—
Video tersebut mendapat kecaman dari hampir semua orang yang melihatnya, bukan hanya di China melainkan di seluruh dunia.
Semoga saja kasus seperti ini tidak terjadi lagi ya!