Maudy Ayunda jadi Jubir G20 Tuai Kritik, Kominfo: “Maudy tidak sendirian”
Apa yang orang kritik dari pemilihan Maudy Ayunda sebagai Jubir G20?
Maudy Ayunda beberapa waktu lalu ditunjuk sebagai Juru Bicara Pemerintah dalam Forum Presidensi G20 Indonesia.
Di satu sisi, ini adalah hal yang baik, mengingat sosok Maudy bisa merepresentasikan generasi muda dan menjadi contoh yang baik pula.
Sayangnya, penunjukan ini juga menuai kritik. Beberapa pihak dan media asing mempersaoalkan Maudy yang mereka nilai kurang pengalaman di bidang diplomasi dan isu ekonomi.
Menurut berbagai laporan, termasuk Bloomberg, Maudy Ayunda sempat mengabaikan pertanyaan tentang kehadiran Vladimir Putin. Padahal, dunia sedang panas tentang isu Rusia – Ukraina.
Pihak penyelenggara malah meminta para jurnalis yang hadir untuk bertanya tentang kepribadiannya saja.
Kominfo: Maudy nggak cuma sendirian
Hal ini, menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), bukan jadi suatu masalah. Walau begitu, mereka tetap mengapresiasi masukan yang datang terkait penunjukan Maudy Ayunda.
“Maudy sebetulnya tidak sendirian di dalam menyampaikan informasi terkait dengan Presidensi G20 Indonesia. Jadi karena begitu banyaknya isu yang dicakup oleh G20, begitu banyaknya kepentingan yang perlu kita sampaikan kepada publik Indonesia maupun publik dunia dari sisi pemerintah Indonesia, maka kami memandang perlu adanya satu tim juru bicara,” ujar Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi.
Dedy menjelaskan, peran Maudy sebagai Jubir adalah satu dari sekian banyak yang membantu untuk menginformasikan pada publik tentang Presidendi G20 Indonesia tahun ini.
Penting untuk menjangkau kaum Milenial dan Gen Z
Maudy Ayunda (27) punya reputasi yang bagus, sekaligus jadi sosok role model yang tepat untuk anak muda Indonesia.
Kalau kita lihat dari latar belakang pendidikannya, ia punya gelar S1 dalam bidang Philosophy, Politics, and Econ0omics (PPE) dari University of Oxford yang ternama.
Selain terkenal dengan keaktifannya di bidang pendidikan, kini ia melanjutkan gelar masternya di Stanford.
Tak heran kalau ia yang menjadi figur representatif untuk kaum Milenial dan Gen Z tanah air.
“Saya rasa sangat penting untuk menjangkau kaum milenial dan juga Gen Z di Indonesia untuk melengkapi beliau-beliau yang saya sebutkan tadi, yakni Chair dan Co-Chair,” lanjut Dedy.
Thoughts? Let us know!
-
Berbasis Metaverse, Kemendagri Buat Layanan Cegah Korupsi Pemda
-
Flu Burung H3N8 Terdeteksi China, Pertama Kali Menular ke Manusia
-
Mudik Lebaran, Sudah Ada Lebih dari 100 Kecelakaan di H-6
(Image: YouTube Sekretariat Presiden)