Mark Zuckerberg Targetkan Facebook Jadi ‘Perusahaan Metaverse’
Baru-baru ini, Mark Zuckerberg membeberkan visinya untuk mengubah Facebook, dari media sosial, jadi ‘perusahaan metaverse’ lima tahun ke depan.
Kabarnya, bentuk baru dari Facebook di masa depan ini bakal melibatkan headset virtual reality (VR), seperti main game. Bukan cuma untuk melihan konten, pengguna juga bisa merasa seakan sedang berada di dalamnya.
Pertanyaannya, apa maksud dari ‘metaverse company‘ dan bagaimana cara kerjanya?
Mark Zuckerberg bakal ubah Facebook jadi perusahaan metaverse
Melansir BBC, metaverse adalah dunia online di mana orang-orang bisa berkomunikasi, main game, bahkan bekerja di lingkungan virtual. Tentunya, dengan bantuan headset VR.
Mark Zuckerberg juga menjelaskannya sebagai “internet berwujud yang bukan hanya unutk melihat konten, tapi untuk berada di dalamnya“. Katanya kepada The Verge, orang-orang tidak seharusnya hidup lewat ‘kotak kecil yang menyala’.
“Itu bukan seharusnya cara orang untuk berinteraksi,” tanggapnya Zuckerberg terhadap ketergantungan telepon genggam.
“Banyak meeting yang kita lakukan sekarang, kalian melihat kotak-kotak wajah di layar. Itu bukan cara kita memroses hal-hal juga.” lanjutnya.
Pengalaman tanpa batas dengan virtual reality
Salah satu contoh penggunaan metaverse yang ia jelaskan adalah kalau sebelumnya kita cuma bisa lihat layar hp, kita bisa ‘hadir’ secara virtual di konser 3D.
“Kamu akan merasa hadir dengan orang lain seakan sedang berada di tempat lain. Kamu bisa merasakan pengalaman yang tidak bisa kamu rasakan dalam aplikasi 2D atau webpage. Contohnya, nge-dance, atau berbagai olahraga,” CEO Facebook itu menjelaskan.
Mark Zuckerberg sangat antusias dalam hal virtual reality. Facebook bahkan menghabiskan US$2 miliar untuk mengakuisisi Oculus, perusahaan pengembang produk VR.
Konsep metaverse ini sendiri populer di kalangan perusahaan teknologi yang percaya kalau nantinya akan ada 3D internet. Itu adalah tempat digital yang menghubungkan orang-orang, sehingga mereka bisa bercengkerama di realitas virtual.
—
Sounds like one of the “Black Mirror” episode!
Baca juga: