Marie Kondo “Nyerah” Beresin Rumahnya Sendiri, Kenapa?
Marie Kondo aja nyerah, apalagi aku
ahun 2019 lalu, sosok Marie Kondo mencuat ke permukaan berkat serial Netflix-nya yang ditonton jutaan orang, “Tidying Up with Marie Kondo.”
Premisnya sederhana; merapikan rumah dengan metode khusus bernama “KonMari” yang digadang-gadang bisa “sparks joy” alias bikin bahagia.
Namun beberapa waktu lalu, ia mengaku bahwa ia “sedikit menyerah” beresin rumah semenjak punya anak. Kenapa?
Baca juga: Hong Kong Bagikan 500.000 Tiket Pesawat Gratis untuk Kebut Pertumbuhan Sektor Pariwisata
Meremehkan ribetnya punya anak
Konsultan tata ruang profesional tersebut sempat meremehkan betapa sulitnya menjaga rumah tetap rapih dengan kehadiran seorang anak dalam sebuah wawancara pada tahun 2020.
“Namun ketika aku punya anak sendiri, terutama ketika mereka berusia satu atau dua tahun, mereka benar-benar sulit dikontrol dan kerap bikin rumah berantakan, dan saat itu aku menyadari bahwa menjaga rumah tetap rapih sangat sulit dilakukan,” ujarnya kini.
Ia pun mengaku nggak masalah punya rumah yang sedikit berantakan karena kini ia punya lebih waktu untuk dihabiskan bersama anak-anaknya.
Selama ini stigma kamar berantakan kerap dikaitkan dengan kemalasan, kepribadian yang buruk, hingga gangguan mental atau tanda depresi. Padahal kenyataannya nggak selalu begitu. Sebagai contoh, pengidap obsessive-compulsive disorder justru punya kecenderungan untuk menjaga rumahnya bersih, rapih dan bebas kuman.
Sementara itu, rumah berantakan bisa juga berarti pemiliknya tengah kewalahan menangani masalah lain atau punya preferensi pribadi tersendiri, sebagaimana yang dikutip dari Verywell Mind, situs yang fokus pada informasi kesehatan.
Baca juga: Belajar Alat Musik Dapat Tingkatkan Kemampuan Otak dan Tekan Level Stress
Rumah berantakan ada “manfaatnya”
Menjaga rumah bersih dan rapih memang bagus dan penting. Tapi rumah berantakan juga ada manfaatnya.
Menurut penelitian yang dilakukan Professor Kathleen Vohs dari Amerika, punya rumah berantakan bisa bikin pemiliknya jadi lebih kreatif. Mereka bisa merasa lebih santai dan mampu melepaskan diri dari norma dan ekspektasi sosial.
Selain itu, mereka juga bisa lebih tertantang untuk mencoba hal baru.
Your thoughts? Let us know!
-
Benahi Sistem Penanganan Pertandingan Sepak Bola, Polri Studi Banding ke Luar Negeri
-
Urai Kemacetan DKI Jakarta, Pemprov Buat 10 Jalan Tembus yang Gelontorkan Anggaran Rp200 M
-
Rekor Penerbangan Terlama di Dunia: 64 Hari Tanpa Pendaratan!
(Foto: Unsplash)