Marak Trend Mom Shaming, Ibu Selalu Ingin yang Terbaik Bagi Anaknya (DISKUSSI : Hari Ibu Nasional)
Mom shaming belum lama ini menjadi salah satu isu yang marak, di mana 88 persen ibu milenial dan Gen-Z pernah mengalami.
Bahkan dalam survei yang dilakukan BukaReview, sekitar 90 persen ibu merasa mom shaming semakin sering terjadi.
Untuk diketahui, Mom Shaming adalah tindakan merendahkan, mencela dan menghakimi seorang ibu tentang cara mengasuh dan keputusan yang diambil untuk anaknya.
DISKUSSI Hari Ibu : Membahas isu Mom Shaming sampai makna Ibu di mata mereka
Dalam rangka memperingati hari Ibu Nasional, USS Feed berkesempatan ngobrol dengan dua orang ibu muda untuk membahas isu yang satu ini.
Selain itu mereka juga akan membeberkan arti kata ‘ibu’ yang mereka perankan bagi anaknya dan kendala menjadi seorang ibu.
So without further a do, berikut kerseruan diskussi kali ini ;
Q : Sebagai seorang ibu ‘muda’, apa kendala dalam menjalankan peran tersebut?
Sebagai sesama wanit karir, keduanya mengaku bahwa kendala terbesar adalah perihal waktu. Bahkan, Rivia Oktavia yang bekerja sebagai Secretary Director justru berharap dirinya punya waktu luang lebih banyak.
“Kendala di waktu, karena pekerjaan saja sudah menghabiskan waktu 12 jam sehari. Sisanya masih harus ngurus anak, kerjaan di rumah, pumping dan lainnya. Seandainya lebih banyak waktu luang,” tuturnya.
Sementara itu, Denisa yang juga fulltime mother mengaku terkada sulit membagi waktu mengurus anak yang sakit sembari bekerja. “Apalagi kalau lagi banyak kerjaandi luar kota dan tidak bisa dikerjakan WFH, mau gak mau harus tega nitipin anak ke orang tua,” jelasnya.
Q : Apakah familiar dengan trend mom shaming? Atau justru pernah mengalaminya?
Denisa bukan hanya familar dengan mom shaming, melainkan dirinya justru langsung menjadi ‘korban’nya sesaat setelah melahirkan anak pertamanya.
“Sehabis lahiran, Asi-ku belum banyak jadi banyak dikasi bantuan sufor sampai usia baby 6 bulan. Banyak banget yang komentar dan nanyain kenapa begitu. Pernah juga saat terpaksa bawa anak ke kantor buat ikut kerja justru dikomentarin tidak mikirin fisik anak,” tuturnya.
Kendati demikian, Denisa mencoba memberikan pengertian kenapa dirinya melakukan hal tersebut untuk anaknya. “Dijelasin tanpa harus berharap mereka mengerti kondisi kita, lama-lama sudah mulai gak mikirin,” imbuhnya.
Rivia sendiri juga mengaku familiar dengan trend itu, bahkan dirinya justru menjadi ‘lebih sensitif’ setelah melahirkan. Menurutnya sebaik apapun ibu melakukan sesuatu untuk anaknya, akan ada yang mengganggap itu salah.
“Ada aja salahnya di mata orang lain. Padahal kadang sampai bergadang buat pumping, besoknya kerja. Meski jam tidur berantakan, semua buat anak. Pintar-pintarnya kita jaga mental aja,” kata Rivia.
Q : Bagimana menjelaskan arti kata ibu saat kalian sudah menjalani peran itu?
Bagi Rivia yang baru saja melahirkan putra pertamanya beberapa bulan lalu, Ibu adalah sosok pemberi kasih yang tidak akan terganti.
“Seorang yang kasih sayangnya tidak akan pernah hilang dan tergantikan,” jawabnya.
Bagi Denisa, ibu adalah segalanya. “Tanpa ibu tidak akan ada kita di dunia. Ibu adalah sosok wanita yang berusaha keras memberi waktu 24 jam tanpa bayaran. Di sisi lain juga mencitai tanpa syarat dan mengajarkan banyak hal dalam hidup,” ternag Denisa.
“Obat penenang hati yang luka, sosok yang terus setia dengan penuh cinta kasih dan sayang meski kadang kehadiranya tidak selalu ada.“
Q : Pesan untuk para ibu muda di luar sana?
Baik Rivia dan Denisa setuju kalau pada dasarnya semua ibu adalah sosok hebat, terlepas dari apa profesinya.
Selain itu peran ibu bukanlah sebuah hal yang mudah dan memang tidak akan pernah demikian. Rivia berpesan agar para ibu muda di luar sana lebih fokus terhadap diri sendiri ketimbang terlalu ambil pusing pendapat orang lain.
“Ingat kalian sudah bisa melewati banyak hal dan sampai dititik ini. Sudah mengandung, melahirkan dan bahkan membesarkan anak kalian sampai saat ini,” kata Rivia.
Denisa justru berharap setiap ibu muda untuk lebih menikmati waktu bersama anaknya karena terkadang waktu itu terasa sangat singkat.
“Nikmati waktu dengan bocahmu karena mereka memerlukan waktu bersama kalian hanya sebentar saja sebelum mereka akhirnya berkenalan dengan dunia luar,” jelas Denisa.
-
Indonesia Sarang SMS Spam dan Telepon, Tertinggi di Asia Tenggara
-
Pasutri di Kalbar Beri Nama Empat Anaknya Hanya Satu Huruf, Ini Alasannya!
-
Ancol Jadi Venue Ajang Balap Bagi Para Pembalap Liar
—
Selamat hari ibu, buruan sampein terima kasih Lo ke Ibu!