Makam Purba Berusia 8.000 Tahun Ditemukan di NTT, Isinya Simpan Misteri
Penemuan makam purba tersebut digadang-gadang menambah wawasan para arkeolog terkait praktik penguburan di masa itu
Makam purba berusia 8.000 tahun ditemukan di Goa Makpan, Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Temuan arkeolog tersebut diduga milik anak kecil dari periode Holosen.
Makam itu ditemukan tim arkeolog dari Australian National University. Menurut kelompok tersebut, penemuan itu menambah wawasan para arkeolog terkait praktik penguburan di masa itu.
Baca juga: Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032? Sudah Siapkah?
Penemuan makam purba berisi tengkorak anak kecil
Makam tersebut merupakan lokasi penguburan satu-satunya di wilayah Pulau Alor. Isi makam tersebut adalah tengkorak yang diduga milik anak kecil dengan usia sekitar empat hingga delapan tahun.
Peneliti utama Dr. Sofia Samper Carro meyakini, pemakaman tersebut dilakukan dengan upacara atau ritual tertentu.
“Pigmen berwarna coklat kekuningan dioleskan di pipi dan dahi. Sementara itu, batu bulat berwarna ditempatkan di bawah kepala anak ketika dikuburkan,” jelas Samper Carro sebagaimana dikutip Phys.
“Dari 3.000 tahun yang lalu hingga zaman modern, kami mulai melihat lebih banyak penguburan anak-anak dan ini dipelajari dengan sangat baik. Tapi, tanpa apa pun dari periode awal Holosen, kami hanya tidak tahu bagaimana orang-orang di era ini memperlakukan anak-anak mereka yang telah meninggal.”
Baca juga: Lisa BLACKPINK Dinobatkan Sebagai Perempuan Tercantik di Asia (Lagi)
Masih menyimpan misteri
Sayangnya, penemuan makam tersebut menimbulkan pertanyaan baru biat para tim arkeolog.
Tulang lengan dan kaki bocah tersebut sudah diambil sebelum dimakamkan, dan dibuang ke tempat lain.
“Kami tidak tahu mengapa pengangkatan tulang panjang dilakukan, tapi kemungkinan itu adalah beberapa aspek dari sistem kepercayaan orang-orang yang hidup saat ini,” ujarnya.
Sebagai catatan, praktik tersebut tidak hanya ditemukan di NTT. Hal serupa juga ditemukan di beberapa pemakaman kuno lain dari periode waktu yang sama, termasuk di Pulau Jawa, Kalimantan, dan Flores. Namun, kata Carro, ini menjadi yang pertama dilakukan di pemakaman anak-anak.
–