Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lockdown Jakarta: Begini Pro dan Kontranya

Buah simalakama

Pandemi Corona masih menyebar dan jumlah kasus masih bertambah, termasuk di Indonesia.

Merespon hal tersebut, sejumlah negara seperti Cina, Italia, dan Filipina juga Malaysia telah mengambil keputusan lockdown sementara untuk menekan jumlah kasus Corona. Sementara itu, pemerintah Indonesia masih enggak latah untuk ikut mengambil langkah serupa.

Pemerintah juga nggak punya waktu banyak. Berdasarkan dari perhitungan Tim Riset CNBC Indonesia, wabah Corona akan mencapai puncaknya pada bulan puasa (Mei) nanti.

Penghasilan Warga Terancam Hilang hingga Rp 72 T jika Jakarta ...

Source: Katadata

Jadi apa aja pro dan kontra kalo Jakarta di-lockdown? Nih simak beberapa di antaranya!

Pros

Menekan jumlah kasus corona

Jika lockdown diberlakukan, tentu jumlah kasus COVID-19 bakal berkurang. Hal ini terjadi karena karantina akan berlangsung dengan lebih efektif mengingat aktivitas publik bisa lebih mudah dikontrol pemerintah.

Membantu pelacakan terhadap suspect COVID-19

Melacak suspect COVID-19 terbilang menjadi salah satu PR penting pencegahan penyebaran virus tersebut.

Hal ini menjadi kendala karena nggak semua pengidap COVID-19 memiliki gejala yang kasat mata. Jika lockdown diberlakukan, penyebaran pun diproyeksikan akan berkurang karena suspect COVID-19 akan lebih mudah dilacak.

Menekan beban biaya yang ditanggung untuk peralatan, logistik hingga tenaga medis.

Penanganan pandemi Corona tentu membutuhkan biaya yang nggak sedikit. Jika jumlah kasus bisa berkurang karena adanya lockdown, biaya penanganan COVID-19 pun akan berkurang.

Cons

Dampak berat ekonomi

Mengingat pegerakan luar rumah berkurang, aktivitas produksi dan suplai menjadi terganggu. Masyarakat juga sulit bekerja, hingga membuat daya beli merosot.

Lockdown juga bisa kepanikan di pasar saham. Saat ini 38% surat utang dipegang oleh asing. Kalau semuanya serempak keluar karena panik, tentunya Indonesia bisa krisis karena lockdown.

Pembatasan aktivitas dianggap masih efektif

Menurut Menko Luhut, lockdown masih belum perlu dilakukan di Indonesia.

Menurutnya, semua masih bisa terkontrol dengan baik dan aman. Selain itu, pembatasan aktivitas juga dinilai sebagai langkah yang tepat karena lebih efisien dalam dunia kerja.

Bikin panik

Nggak cuma bikin sakit, pandemi Corona tentu juga bikin publik panik. Salah satu dampak nyatanya adalah panic buying yang berujung pada kenaikan harga beberapa komoditas, juga penimbunan barang yang dilakukan sejumlah oknum.

Panic buying hits Jakarta supermarkets as govt announces first ...

Source: Jakarta Post


Either way, opsi lockdown ini bagaikan ‘makan buah simalakama;’ jika lockdown diberlakukan, perekonomian terancam, kali nggak jutaan nyawa jadi taruhan.

Apa langkah terbaik yang seharusnya pemerintah ambil? Let’s discuss in the comments below!

Your Daily Intake of Everything Trending

USS Feed is a multi-platform media that produces and distributes generation z-focused digital content, reporting the latest trends on fashion, lifestyle, culture, and music to its audience.

Subscribe so You Won't Get Left Behind.

By clicking “subscribe”, you agree to receive emails from USS FEED and accept our web terms of use, privacy and cookie policy.

Copyright © USS FEED | PT. Untung Selalu Sukses | 2018 – 2023 | Code with ♡ by mindsetlab.id