Komentar Rasis Indonesia Isi Laman Instagram Kepulauan Vanuatu
Komentar rasis Indonesia bermunculan seiring ketegangan dengan Kepulauan Vanuatu mencuat
Komentar rasis indonesia isi laman Instagram resmi negara Kepulauan Vanuatu.
Serangan berbasis media sosial ini muncul usai suhu konflik kedua negara memanas karena perbedaan pendapat yang terjadi di Sidang Umum PBB. Ketika itu, Indonesia dituding melakukan pelanggaran HAM terhadap warga Papua.
Baca juga: Perpaduan Kesegaran Dari Rumah ala Dipha Barus
Komentar rasis Indonesia terorganisir?
Rangkaian komentar rasis tersebut direspon oleh Vanuatu Tourism Office. Mereka yakin, pihaknya telah menjadi target serangan yang terkoordinasi di sejumlah akun media sosial mereka, seperti Facebook dan Instagram.
Hal ini diungkapkan oleh Nick Howlett, manajer komunikasi Vanuatu Tourism Office dalam wawancara di program ABC Radio Pacific Beat.
Nick menjelaskan meskipun tidak sering terjadi, komentar-komentar serupa pernah muncul sebelumnya. Khususnya setiap kali pemimpin atau politisi Vanuatu mengangkat masalah Papua.
“Beberapa di antaranya terlihat sebagai perilaku tidak autentik yang terkoordinasi, karena tidak terlihat asli… dan tidak merefleksikan tindakan yang biasanya terjadi.”
Dugaan yang mencuat menyebut bahwa komentar-komentar rasis dan seksis tersebut dilontarkan dari akin-akin yang baru dibuat atau akun bot. Pasalnya akun-akun tersebut belum mengunggah foto di profil mereka atau bahkan tak memiliki pengikut sama sekali.
Kini, laman Instagram Kepulauan Vanuatu pun sudah mematikan kolom komentarnya.
Baca juga: Kreator One Piece Ilustrasikan Lookbook Koleksi Terbaru Gucci
Tanggapan Kementrian Luar Negeri
Menyoal tentang komentar rasis Indonesia di laman Instagram Kepulauan Vanuatu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah pun angkat bicara.
Menurutnya, perilaku media sosial tak bisa dikekang. Meski begitu, ia meyakini bahwa mayoritas indonesia percaya pada antirasialisme.
“Media sosial apa bisa dikekang? Dalam berkomentar akan berpulang pada kedewasaan masing-masing. Namun, saya percaya bahwa mayoritas bangsa kita antirasialisme karena kita bangsa yang pluralistik,” kata Faizasyah, dilansir dari Kompas.com, Selasa (29/9/2020).
-
TikTok Viral Tunjukkan Bola Api Melayang di Atas Rumah, Netizen Kaitkan dengan Kepercayaan Gaib
-
Kenalan Dengan Soytiet, Gembala Sapi yang Viral Cuma dengan “Berhitung”
-
Kolaborasi PUBG Mobile x BLACKPINK Terungkap, Pemain Bakal Bisa Mabar Dengan BLACKPINK?
Bot atau bukan, can we all agree that racism isn’t ok?
–
Bosan dengan haya hidup yang gitu-gitu aja? Cobain gaya hidup INI!