Kenalan Dengan Dharma, Band Death Metal Penyebar Ajaran Agama Buddha dari Taiwan
Musiknya death metal, liriknya dari bahasa sansekerta
Death metal mungkin identik dengan tema gelap dan satanisme. Namun, sebagaimana genre lainnya, skena musik tersebut berkembang dan diadopsi ke berbagai sudut pandang dan filosofi berbeda.
Hal ini dibuktikan oleh Dharma, band death metal asal Taiwan yang menyebarkan ajaran Buddha lewat musiknya.
Baca juga: Kartu Pokemon dengan Kondisi Sempurna Ini Dilelang, Diperkirakan Tembus Nilai Rp 5 Miliar!
Dibuka dengan nyanyian Buddhis
Dari jubah hitam hingga riasan wajah, hingga raungan vokal hingga riff yang gahar; Dharma punya semuanya.
Perbedaan paling kentara mencuat dari lirik lagunya yang berasal dari kitab Sansekerta tradisional.
Bahkan sebelum manggung, band tersebut dibuka oleh biarawati yang membawakan nyanyian Buddhis.
“Buddhisme tidak terpaku pada satu bentuk. Memiliki Buddha di hati kita masing-masing lebih penting,” tutur Miao-ben, sang biarawati, dilansir dari AFP.
“Ini hanya bentuk lain dari upacara sutra Buddhis.”
Dikirim oleh Dharma 達摩樂隊 pada Sabtu, 02 Januari 2021
Baca juga: Kematian Nakes RI Tertinggi di Asia
Siap rilis materi musik death metal perdana
Mndirikan Dharma tentu bukan hal yang mudah.
“Aku mengajak banyak orang untuk bergabung, tapi tidak ada yang tertarik untuk ikut serta dalam ‘paduan suara relijius,‘” tutur Jack Tung, sang drummer yang juga jadi pendiri band tersebut, 14 tahun lalu.
Tung pun bertemu dengan Andy Lin yang mengisi posisi gitaris. Untuk urusan penulisan lagu, keduanya harus berkonsultasi pada ahli ajaran Buddha Chan Song untuk menterjemahkan teks dan ritual kuno.
Tanpa diduga, keduanya bertemu dengan Joe Henley, murid Master Song yang kini mengisi posisi vokal.
Single perdana band ini berjudul “Sapta Jina Bhasitam Papa Vinasana Dharani,” mantra tentang perdamaian dan kebugaran, yang saat ini sedang di-master di studio Polandia dan akan dirilis bulan depan.
“Kami mendapatkan banyak sorotan, aku rasa karena kami melakukan sesuatu yang baru,” ujar Henley.