Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kelinci Ini Bukannya Melompat, Malah Hand-Stand! Kok Bisa?

Kelinci Ini Bukannya Melompat, Malah Hand-Stand! Kok Bisa?

Bukan melompat, jenis kelinci ini malah ‘hand-stand‘ untuk bisa bergerak cepat

Sebuah studi menunjukkan, mutasi gen mungkin bisa mengubah lompatan kelinci jadi hand-stand, bagaikan akrobat.

Untuk bergerak cepat, hewan berbulu dengan jenis sauteur d’Alfort ini mengangkat kaki belakang setinggi-tingginya dan jalan pakai kaki depannya. ‘Kelakuan’ aneh itu mungkin hasil dari gen yang terkait dengan gerakan anggota tubuh, sebuah studi dari PLOS Genetics menunjukkan.

Sauteur d’Alfort ini bukan satu-satunya hewan yang berlari dengan aneh saat ada mutasi di gennya (sebutannya RORB). Tikus dengan mutasi gen juga hand-stand saat mulai berjalan. Bahkan, mereka bergeal-geol seperti bebek.

Bagaimana sauteur d’Alfort ini bisa ‘hand-stand’?

Saat berjalan dengan perlahan dari satu tempat ke tempat lainnya, kelinci dengan mutasi gen ini bisa berjalan dengan normal, bergantian kaki depan dan belakangnya.

Namun, untuk jarak yang agak jauh, kelinci akan melompat sehingga gerakannya lebih cepat. Sementara itu, melompat membutuhkan koordinasi yang baik dari kaki belakang untuk bisa lompat dalam waktu yang tepat.

Sayangnya, para hewan lucu yang bermutasi gen ini memiliki koordinasi yang cukup payah, sehingga tidak bisa melompat dan harus ‘hand-stand‘. Untungnya, kata ahli genetika molekuler asal Portugal Miguel Carneiro, mereka dengan mutasi gen bisa bergerak cepat hanya dengan kaki depannya.

Keanehan ini membantu peneliti untuk mempelajari cara kerja sumsum tulang belakang

Kelinci dengan mutasi gen 'Hand-Stand'
via Science News

Menurut Leif Andersson, seorang ahli genetika molekuler Universitas Uppsala Swedia, studi ini “berkontribusi pada pengetahuan dasar kami tentang fungsi yang sangat penting pada manusia dan semua hewan.” mengutip dari science news.

Dalam meneliti kelinci-kelinci ini, Andersson dan para rekan membiakkan sauteur d’Alfort jantan dengan betina jenis New Zealand putih yang bisa melompat.

Kesimpulannya, kata Andersson, sel-sel saraf tulang belakang membantu mengoordinasikan sisi kiri dan kanan tubuh dan sangat penting untuk kenormalan berjalan.

Tanpa protein RORB di dalamnya, kelinci mungkin tidak mampu mengoordinasikan kaki belakangnya, sehingga mereka tidak bisa melompat.

Baca juga:

Your Daily Intake of Everything Trending

USS Feed is a multi-platform media that produces and distributes generation z-focused digital content, reporting the latest trends on fashion, lifestyle, culture, and music to its audience.

Subscribe so You Won't Get Left Behind.

By clicking “subscribe”, you agree to receive emails from USS FEED and accept our web terms of use, privacy and cookie policy.

Copyright © USS FEED | PT. Untung Selalu Sukses | 2018 – 2023 | Code with ♡ by mindsetlab.id