Keadaan Laut Dunia Buruk, PBB Tetapkan “Ocean Emergency”
Laut dunia dalam kondisi buruk
Laut di dunia saat ini sedang mengalami banyak masalah, mulai dari polusi plastik, hilangnya keanekaragaman hayati, berbagai ancaman lingkungan, sampai dengan perubahan iklim.
Hal tersebut membuat Sekjen PBB menyatakan “ocean emergency” saat para pemimpin global berkumpul di Lisbon dalam konferensi PBB.
Mereka menyatakan dunia sedang berada dalam keadaan darurat dan mendesak pemerintah menanggapi hal ini secara lebih serius untuk memulihkan kerusakan yang ada.
“Sayangnya, kita telah mengabaikan masalah kelautan, dan hari ini kita menghadapi apa yang saya sebut sebagai darurat,” tutur Sekretaris Jenderal Antonio Guterres.
“Kita harus mengembalikkan keadaan. Laut yang sehat dan produktif sangat penting untuk masa depan kita bersama,” lanjutnya.
Gagal melindungi laut
Rencana perlindungan ini sebenarnya sudah dibicarakan dari lama. Namun, Guterres menyatakan bahwa ‘egoisme’ beberapa negara menghambat dilakukannya penyetujuan perjanjian untuk melindungi lautan dunia.
Pada bulan Maret laku, negara-negara anggota PBB sempat dikritik oleh para ilmuwan dan pecinta lingkungan karena dianggap gagal menyepakati perjanjian untuk melindungi laut lepas dari eksploitasi.
Tercatat dari 64% laut lepas yang berada di luar batas teritorial, hanya 1,2% yang saat ini dilindungi.
Guterres lalu memberikan perintah kepada pemerintah untuk meningkatkan ambisi mereka pada kesehatan global. Banyak yang harus dilakukan bersama-sama.
“Hal ini harus dilakukan karena lautan yang sehat dan produktif sangat penting untuk masa depan kita bersama,” ujarnya.
Bagaimana kondisi saat ini?
Menurut laporan iklim global organisasi meteorologi dunia pada tahun 2021, telah terjadi kenaikan permukaan laut dan pemanasan laut yang mencapai rekor tertinggi.
Selain itu, polusi laut juga meningkat dan jumlah spesies menurun. Salah satunya adalah ikan hiu dan pari yang populasinya telah turun lebih dari 70% selama 50 tahun terakhir.
Hampir 80% air limbah dunia juga dibuang ke laut tanpa pengolahan, sehingga dapat dikatakan kurang lebih 8 juta ton plastik masuk setiap tahunnya.
Maka dari itu, PBB menganggap bahwa langkah serius untuk menanggapi kerusakan ini sangat perlu untuk dilakukan secepatnya.
What do you think? Let us know!
-
Resmi, Indonesia Ajukan Diri Jadi Calon Tuan Rumah Piala Asia 2023
-
Loewe Ciptakan Inovasi Koleksi Fashion yang Bisa Ditumbuhi Rumput
-
Sudah ada 14,4 Juta Orang Indonesia yang Main Kripto, Kata Wamendag
Top image via Unsplash