Kapal Wisata di Labuan Bajo Rusak dan Tenggelam, Kok Bisa?
Sudah lama tidak liburan, membuat industri pariwisata juga ikut terdampak selama masa pandemi ini. Termasuk kapal-kapal wisata yang terparkir di perairan Labuan Bajo yang dikabarkan terbengkalai.
Sejumlah kapal angkutan wisata tampak rusak dan tenggelam dengan sendirinya di kawasan Pelabuhan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Ini karena sudah lebih dari dua bulan tidak ada orang yang liburan, sehingga kapal-kapal ini semakin tidak terurus.
Kisah kapal-kapal wisata di Labuan Bajo semasa corona. Satu persatu tenggelam, menanti corona selesai. pic.twitter.com/RwXBap6903
— onco (@almascatie) May 25, 2020
Penanggung jawab kapal motor Sarana Inti Pangan 01, Idrus mengatakan selama masa pandemi ini setidaknya ada lima kapal wisata yang tenggelam. Kapal ini merupakan milik salah satu mitra Indofood yang ikut tenggelam saat Idrus ingin melihat kondisi kapal.
Tenggelamnya Kapal Murni Kelalaian Petugas Kapal
Selama tidak digunakan untuk fasilitas wisata, kapal-kapal ini memang ditinggalkan tanpa anak buah kapal (ABK) yang mengecek kondisi kapal secara rutin. Air yang sedikit demi sedikit masuk ke kapal membuatnya tenggelam secara perlahan.
“Ini murni kelalaian petugas kapal yang ditugaskan mengelola kapal itu, sehingga air laut masuk ke dalam kapal wisata dan kemudian perlahan-lahan tenggelam,” kata Idrus dilansir dari Ocean Week.
Idrus pun menambahkan penyebab kapal tenggelam selain tidak diperhatikan kondisinya, dua hari terakhir memang kondisi pompa air di dasar kapal sedang bermasalah. Sehingga air yang masuk ke dalam kapal tidak bisa dikeluarkan dan menggenang di dalam kapal.
Akibat kejadian ini, ia mengaku mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Ditambah dalam masa pandemi ini, tidak ada pemasukan dari wisatawan yang berlibur di wilayah Labuan Bajo.
Kapal Lainnya Ikut Tenggelam
Tidak hanya kapal motor Sarana Inti Pangan 01 saja yang tenggelam, tetapi beberapa kapal wisata lainnya juga mengalami hal yang serupa.
Sudah ada lima kapal yang tenggelam. Di antaranya seperti kapal wisata Embong Nai, Surya Indah, Labohem, dan satu unit kapal biru milik investor asing yang dikelola warga setempat.
Namun, Idrus mengatakan bahwa dirinya dan warga setempat akan bergotong royong untuk mengangkut kapal itu kembali ke daratan dan memperbaikinya. Hal ini sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai pengelola kapal dan mempersiapkan ketika industri pariwisata nantinya sudah bisa beroperasi kembali.