Jepang Pulangkan Warganya dari RI Hari Ini, Begini Tanggapan Kemlu
Pemerintah Kekaisaran Jepang kabarnya sedang menyiapkan penerbangan khusus untuk pulangkan warganya dari Indonesia. Hal ini mereka lakukan seiring lonjakan kasus Covid-19 yang sedang terjadi di sini.
Melansir CNBC, pemulangan ini berawal dari sejumlah kantor pusat perusahaan swasta Jepang yang menginstruksikan pegawai dan anggota keluarganya untuk pulang.
Karena ini, pemerintah Jepang pun berencana menambah kuota warganya yang hendak pulang ke negara asal tersebut.
Jepang pulangkan warganya dari Indonesia, mulai hari ini
“Dari sudut pandang melindungi warga Jepang, kami telah memutuskan untuk mengambil tindakan. Sehingga, warga Jepang yang ingin kembali dapat kembali ke Jepang sesegera dan sebanyak mungkin,” ujar menteri Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato, mengutip dari Nikkei Asia.
Mulai Rabu ini, Kato mengungkapkan, sudah ada beberapa karyawan swasta dan anggota keluarga asal Negeri Sakura di Indonesia yang akan pulang dengan penerbangan khusus oleh maskapai Jepang.
Setelah ini, mereka berencana untuk melakukan tindakan serupa kepada para warganya yang ingin pulang dari Indonesia ke Jepang.
Menurut laporan Kumparan, Kedutaan Jepang mengatakan negara itu pun masih membatasi masuknya orang-orang dari negara lain. Sementara itu, warga yang berhasil tiba di Jepang pun harus menjalani karantina selama 10 hari.
Tanggapan Kemlu untuk rencana ini
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah mengatakan evakuasi yang Jepang lakukan ini merupakan bentuk perlindungan. Apalagi, mengingat ada lima warga Jepang di Indonesia yang meninggal akibat corona antara Juni-Juli ini.
Melansir CNN, ia juga menyebut pemerintah Indonesia pun pernah melakukan hal serupa saat terjadi lonjakan Covid-19 di beberapa negara. Teuku menggambarkan tahun lalu saat pemerintah meminta warganya di luar negeri untuk kembali ketika kasus Covid-19 belum terdeteksi di Indonesia.
“Sama halnya Indonesia pernah memulangkan WNI dari Wuhan dan juga kru kapal pesiar yang bersandar di Jepang pada awal pandemi Covid-19,” ujarnya.
—
Baca juga: