Jelang Natal, Warga NU Surabaya Ikut Rangkai Pohon Natal untuk Gereja
Pohon natal khusus, berhiaskan masker dan hand sanitizer
Natal tentu nggak lengkap tanpa pohon natal. Sebagai hari raya Kristen, pohon tersebut biasanya dibangun oleh jemaat gereja, namun hal ini tidak terjadi di Gereja Katolik Kristus Raja, Surabaya.
Pembangunan pohon di gereja tersebut melibatkan warga Nahdlatul Ulama (NU) setempat.
Baca juga: 5 Mural Pemecah Rekor Dunia: Ada yang Habiskan Hingga 850 Ribu Liter Cat!
Pohon natal Gereja Katolik Kristus Raja libatkan warga NU
Pohon tersebut berdiri dengan tinggi 3,5 meter dengan diameter sekitar 180 cm. Menurut Ustaz Nur Kholis Saleh yang juga pengurus PW ISNU Jawa Timur Bidang Pengkaderan, Hari Raya Natal merupakan perayaan untuk semua umat, sebagaimana Hari Raya Idul Fitri.
“Ini sebagaimana saat Salat Idul Fitri, umat Nasrani juga ikut berpartisipasi menjaga keamanan parkir motor dan kelancaran arus lalu lintas,” kata Nur Kholis Saleh, Jumat (18/12/2020), dilansir dari Sindonews.com.
Uniknya, pohon tersebut juga berhiaskan ornamen khusus berupa masker dan hand sanitizer. Dengan demikian, pohon tersebut diharapkan jadi pengingat buat jemaat gereja untuk selalu waspada pada penularan covid-19.
“Harapan kami rayakan Natal layaknya kami merayakan Hari Raya Idul Fitri. Jadi berikan rasa nyaman pada saudara-saudara kita. Inilah Indonesia, keberagaman dan keBhinekaan tetap kita jaga,” lanjutnya.
Baca juga: Johnny Depp Tak Akan Perankan Captain Jack Sparrow Lagi
Musim liburan Surabaya di masa pandemi
Pembuatan pohon natal dengan masker dan hand sanitizer ini jadi salah satu cara untuk menyiasati penyebaran covid-19. Dengan positivity rate yang terbilang masih tinggi, pencegahan penyebaran virus tentu masih punya signifikansi di ruang publik.
Beberapa waktu lalu, wali kota Surabaya, Tri Risma Harini juga sempat mengambil langkah senada dengan melarang penjualan terompet tahun baru.
“Saya khawatir, nanti pasti dicoba-coba ditiup (terompet) kemudian ganti, kan risiko penularannya besar sekali. Jadi karena itu kami imbau tidak ada yang jualan terompet,” kata Risma.
Karena adanya peraturan tersebut, Risma pun akan menugaskan tim yang akan merazia penjual terompet. Risma juga mengajak masyarakat unuk melaporkan penjual terompet ke Command Center 122.
“Pasti kita ada razia, penindakannya sesuai dengan Perda tentang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat,” ucapnya.
-
Katapel Jakarta: Upaya Pemprov DKI untuk Kembangkan Komersialisasi Industri Kreatif
-
Pantun Ditetapkan UNESCO Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
-
Verified di Twitter akan Bisa Dilakukan Secara Mandiri Tahun 2021
(Foto/SINDONews/Ali Masduki)