Intip Beberapa Notable Sneaker Collector Di Indonesia
Kalimat Sneakerhead merupakan sebuah kalimat yang sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia, memang sneakers baru saja mendapat perhatian publik dalam kurun beberapa tahun belakangan ini, namun, tidak sedikit orang-orang yang sudah mengoleksi sneakers sejak lama, berikut adalah beberapa Sneaker Collector yang patut dilihat.
Pandu Birmawan
Pandu Birmawan yang dikenal juga @pandupolo di instagaram merupakan salah seorang anggota dari @indosneakerteam_ , beliau salah seorang yang cukup dikenal dengan term “Sneakerhead” di Indonesia, awal mula kecintaannya terhadap sneaker bermula sejak menduduki bangku sekolah dasar, karena ketertarikannya terhadap olahraga basket. Mulai dari Adidas Kobe KB8 merupakan sepatu pertama dan yang paling berkesan bagi beliau. Namun, awal mula beliau mulai mengoleksi sneakers pada selang waktu 2006-2007, sepatu pertama yang memicu keinginan beliau untuk mengoleksi merupakan silhouette Nike SB Classic, yang ditawarkan oleh teman beliau, and the rest is history.
Yang memicu kecintaan beliau terhadap sneakers merupakan ketertarikannya terhadap olahraga basket yang kemudian menarik perhatian beliau terhadap sepatu-sepatu yang dikenakan oleh pemainnya, mulai dari desainnya, warna-warna yang eye catching, sampai akhirnya beliau mencari tahu tentang sejarah dan cerita dari sepatu-sepatu tersebut.
Pengalaman beliau selama mengoleksi sneakers juga menemukan banyak teman-teman yang memiliki passion dan kecintaan yang sama dengan beliau, yang akhirnya juga menjadi sebuah keluarga dan komunitas, dan juga mendatangkan rezeki dari hobi ini. Sneaker-sneaker yang limited pun juga dapat beliau dapatkan dengan harga yang cukup baik dari teman-teman komunitas. Merupakan suatu kebanggaan bagi beliau untuk mendapatkan sepatu yang tidak lebih dari seharga 4,6 juta rupiah sejak tahun 2006.
Beliau juga cenderung mengoleksi sneakers dengan brand Nike, karena awal kecintaannya dengan sneakers berawal dari brand Nike, namun bukan berarti beliau hanya mengoleksi sneakers dari brand Nike saja, tetap ada brand-brand lain seperti adidas, Reebok, Asics, Vans dan lain-lain yang beliau sukai untuk beberapa model, terutama rilisan collab. Beberapa silhouette yang beliau sukai dari awal meliputi Nike Presto, Blazer, Dunk Hi, dan Footscape, dan beliau juga berharap dapat konsisten dalam mengoleksi silhouette tersebut.
Dimas Indro
Dimas Indro dikenal sebagai salah satu founder dari Maris Store dan salah seorang sneakerhead yang ternama di Indonesia, beliau mulai mengoleksi sneakers dari tahun 2008, dan yang memicu beliau untuk mulai mengoleksi sneakers merupakan komunitas dan pondasi yang menghubungkan para sneaker enthusiast dan membuat teman-teman baru melalui sneakers.
Beliau menyukai silhouette trainers karena beliau merasa silhouette ini paling cocok untuk beliau. Beliau tidak pernah ingin memaksakan diri untuk memakai sesuatu yang tidak terlihat cocok pada dirinya meskipun barang tersebut hype atau mahal. Beliau hanya memakai sesuatu yang disukai dan terlihat bagus pada dirinya.
Check his intagram page @dimasindro
Dede Hamzah
Dede Hamzah dikenal sebagai salah seorang founder dari @bade_official , beliau mulai mengoleksi sneakers sejak tahun 2008, awal mula memulai koleksi, beliau belum menemukan “brand” atau silhouette apa yang menjadi bagian dari dirinya, apapun yang bagus akan dibelinya, namun seiring dengan berjalannya waktu mulailah beliau belajar bahwa sama seperti bermain basket, sepatu yang dipilih sesuai dengan karakter bermainnya, dan akhirnya beliau pun menemukan karakter dari seorang Dede Hamzah. “sneakers is my life, bukan sekedar passion atau love” kutipnya.
Ada juga suka duka yang dialami dalam mengoleksi sneakers, suka nya adalah “ketika mendapatkan sepatu wishlist yang kita oengen dengan harga yang kita mau, itu kepuasan tersendiri. Bukan soal hype nya, balik lagi, karakter dan sepatu yang kita pengen didapatkan dengan harga yang kita mau.” kutip beliau. duka nya, “menyaksikan crumble, PERIOD” kutip beliau.
Beliau cenderung mengoleksi sneakers dari brand-brand seperti Nike, Visvim dan New Balance, dan beliau tetap menekankan sneakers yang sesuai dengan karakter beliau dan sneakers yang mudah mengcompliment dengan outfit.
Check his intagram page @dede_hamzah
Romario Kusumayuda
Romario Kusumayuda atau yg dikenal sebagai @rmariooo pada instagram, pertama kali mengenal dunia sneakers pada tahun 2009 pada saat mendatangi garage sale di rumah mewah di bilangan pondok indah dan menemukan sneakers yang akhirnya beliau ketahui sebagai Vans Sk8Hi Steve Caballero “Lizard” seharga 200 ribu rupiah. Semenjak itu beliau mulai konsisten hunting sneakers dengan brand Vans sampai tahun 2015 dengan fokus pada silhouette Era, Sk8Hi, dan Authentic, lalu berlanjut sampai saat ini dengan fokus pada brand Nike.
Awal yang membuat beliau tertarik pada sneakers adalah ketika beliau melihat sneakers sebagai sebuah medium yang menyatukan ide, seni, dan sejarah. Digabungkan dengan paduan colorway, shape dan material yang dibuat oleh kreator pada setiap rilisan sehingga memiliki karakteristik yang berbeda-beda untuk dikoleksi.
Banyak juga suka duka yang dilalui, sukanya adalah, selama beliau hunting sneakers sering kali mendapatkan harga yang jauh di bawah harga pasaran untuk edisi yang sulit dicari. “Salah satu contohnya dulu di tahun 2014 gue bisa dapetin old airmax 1 OG “Curry” dan “Urawa” sekitar 1-1,5 juta-an each dalam kondisi cracked midsole, lalu gue mencoba untuk melakukan sole-swapping sendiri dengan peralatan seadanya bermodalkan YouTube dan akhirnya berhasil” kutip beliau, Disaat itu membuat beliau percaya bahwa untuk mendapatkan sneaker yang tadinya susah di dapatkan, akan bisa terbeli.
Dukanya, Karena sekarang kebanyakan koleksi AirMax 1 rilisan lama dan vintage Nike, seperti yang kita tahu bahwa sole AirMax memiliki penyakit crumbling dan cracking. Sehingga membutuhkan effort lebih untuk maintenance nya apabila waktu kehancuran sole nya sudah tiba untuk dilakukan sole swap dengan sole yang baru.
Koleksinya meliputi silhouette Nike AirMax 1 vintage, Vintage Nike, Asics GI3, dan New Balance vintage.
Walaupun berbeda-beda asal mula dari cerita mereka, namun satu hal yang menjadikan para kolektor ini satu, yaitu kecintaan mereka terhadap sneakers, dan dari sneakers mereka mendapatkan sebuah komunitas, teman, dan juga keluarga.