Instagram Mirip TikTok: Begini Respon Pengguna & Pendapat Ahli!
Instagram jadi TikTok: good or bad?
Beberapa waktu belakangan pengguna media sosial dibuat riuh dengan perubahan Instagram yang makin mirip TikTok.
Hal ini memicu protes dari para pengguna. Bahkan ada yang segala bikin petisi.
Lantas, apa aja sih yang berubah? Kenapa Instagram kekeuh banget bikin perubahan ini? Apa pendapat ahli? Here’s some answers!
Baca juga: Pecel dan Gado-Gado Masuk Daftar Salad Terbaik Dunia
Apa aja yang berubah?
Saat ini, Instagram tengah menguji coba perubahan tampilan hingga mirip TikTok. Layanan yang dulunya mengusung tampilan kotak untuk post feed kini hadir dengan format full-screen.
Nggak cuma itu, Instagram yang dikenal sebagai platform berbagi foto tersebut kini juga makin rajin menampilkan konten berjenis video dan Reels. Platform tersebut juga jadi lebih sering menampilkan konten-konten dari akun yang kita nggak follow.
Perubahan ini nggak terjadi tiba-tiba.
Platform yang didirikan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger tersebut pertama kali memperkenalkan produk video post pada tahun 2013. Sejak saat itu, sejumlah produk lain pun diperkenalkan secara berkala; mulai dari Stories, IGTV, Instagram Live dan Reels.
“Alih-alih berinovasi di bidang gambar, [Instagram] nampaknya lebih memilih untuk membangun platform multimedia yang lebih kuat untuk berhadapan dengan pesatnya perkembangan TikTok dan konten berbasis video,” jelas Kokil Jaidka, asisten progessor bidang komunikasi dan media baru dari National University of Singapore, dikutip dari VICE.
Sayangnya, nggak semua pengguna merespon positif perubahan ini.
Fotografer Tati Bruening bahkan membuat petisi menolak perubahan ini pada 22 Juli 2022 lalu, mendesak agar “Instagram tetap jadi Instagram.” Hingga saat ini, petisi tersebut pun sudah ditandatangani lebih dari 221 ribu orang.
Bahkan selebriti sekelas Kim Kardashian dan Kylie Jenner pun sempat menyuarakan keluhan senada.
“Tolong berhenti jadi TikTok. Aku hanya ingin melihat foto-foto seru dari teman-temanku,” sebagaimana yang mereka tulis lewat Instagram stories mereka.
Baca juga: Borobudur Ternyata Nggak Pernah Masuk Dalam 7 Keajaiban Dunia
Alasan Instagram makin mirip TikTok
Protes ini pun direspon oleh bos Instagram, Adam Mosseri.
Ia mengakui bahwa Instagram memang makin fokus ke video; aspek asli platform ini akan tetap ada, namun perubahan terhadap aplikasi ini adalah sesuatu yang nggak bisa dihindari.
“Kami perlu berevolusi, karena dunia berubah begitu cepat, dan kita akan harus ikut berubah dengan cepat juga,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa perubahan tampilan yang makin mirip TikTok juga hanya uji coba ke persentase kecil pengguna.
“[Perubahan] ini memang belum sempurna, dan kami akan terus memperbaikinya sebelum mengaplikasikannya ke seluruh komunitas Instagram.”
👋🏼 There’s a lot happening on Instagram right now.
I wanted to address a few things we’re working on to make Instagram a better experience.
Please let me know what you think 👇🏼 pic.twitter.com/x1If5qrCyS
— Adam Mosseri (@mosseri) July 26, 2022
Meski begitu, niat baik tersebut lagi-lagi menuai respon negatif. Salah satunya oleh Greg Isenberg, CEO dari firma komunitas desain dan web3 bernama Late Checkout sekaligus penasehat di Reddit.
Menurutnya, Instagram sebaiknya fokus pada kekuatan dan fungsi asli yang mereka pasarkan pada awalnya.
“Yang terjadi saat ini adalah kamu mendapatkan aplikasi yang campur-campur karena kamu punya Stories yang mirip Snapchat dan Reels yang mirip TikTok,” ujarnya dikutip dari TODAY.
“Aku rasa keresahan aku adalah apakah Instagram tetap akan disukai penggunanya selama 6 atau 12 atau 18 bulan mendatang ketika aplikasi ini tidak terasa seperti produk yang awalnya dijanjikan pada kita?”
Your thoughts? Let us know!
Instagram is one major product feature away from being pretty irrelevant
IG has evolved into an app to please advertisers (video-based) and creators (not friends)
People want friends photos, not TikTok reels
— GREG ISENBERG (@gregisenberg) July 26, 2022