Harga Beras 10 Kg Setara dengan 4 Gram Emas di Wilayah Indonesia Ini
Selain beras, satu kardus mie instan juga dibanderol dengan harga Rp1 juta
Percaya atau tidak, harga satu karung beras 10 kilogram ternyata dibanderol dengan harga Rp2 juta. Hal ini terjadi di kawasan tambang emas tradisional Korowai, tepatnya di Maining 33, Distrik Kawinggon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.
“Beras 10 kilogram itu emas empat gram, kalau dibeli dengan uang, satu karung itu harganya Rp 2 juta,” kata Hengki Yaluwo, salah satu pengelola Koperasi Kawe Senggaup Maining di Korowai dilansir Antara, Kamis (2/7/2020).
Bukan cuma beras, bahan pokok lain seperti mie instan, ikan kaleng, daging ayam juga rokok juga dijual dengan harga tinggi.
Warga Korowai lakukan transaksi dengan menggunakan emas
Di wilayah Korowai, satu kardus mie instan Supermi dibanderol dengan harga Rp1 juta. Dengan demikian, satu bungkusnya bernilai Rp25 ribu.
Rokok Surya 12 satu bungkus berukuran besar Rp 100.000, rokok Sampoerna dan lampion Rp 50.000. Sementara itu, warga ikan kaleng dijual dengan harga Rp 150.000.
Sementara untuk ponsel, harganya bisa mencapai 10 gram sampai 25 gram emas.
Source: LowGif
Wilayah Korowai tak tersentuh pembangunan pemerintah
Korowai tergolong sebagai salah satu kawan terisolir dan tertinggal.
Padahal kawasan Korowai sendiri diapit lima kabupaten, yakni kabupaten pegunungan Bintang, kabupaten Yakuhimo, kabupaten Asmat, kabupaten Boven Digooel dan kabupaten Mappi.
Meski diapit lima kabupaten, kawasan tersebut teryata masih belum tersentuh pembangunan. Salah satu faktor penyebabnya adalah sulitnya wilayah tersebut dicapai.
Untuk mencapai wilayah Korowai, lo harus menggunakan helikopter dari kabupaten Boven Digoel. Tak selesai di situ, perjalanan juga dilanjutkan dengan menggunakan long boat selama satu hari dan berjalan kaki selama dua hari menuju kawasan tambang Korowai tersebut.
Source: Tribun
“Bertahun-tahun pemerintah tidak pernah membangun Korowai, Tuhan yang memberikan hasil emas bagi kami, sehingga kami bisa menambang dan membantu kami,” kata Ben Yarik, salah satu pemilik dusun Kali Dairam Korowai di Maining 33.
“Kasihan ini, banyak masyarakat tidak lagi diperhatikan dan terus tertinggal. Selagi masih ada emas yang menjamin,” ujarnya.