Happy Old Year: Seni Merelakan Kenangan Dari Sebuah Barang
Film Happy Old Year Gue rekomendasiin untuk Lo yang lagi belajar move on dengan decluttering
Happy Old Year, sebuah film dari thailand yang menceritakan perjalanan panjang dan beratnya untuk decluttering. Decluttering sendiri adalah kegiatan untuk mengurangi barang-barang yang gak Lo perlukan lagi.
Film ini membuat emosi penontonnya campur aduk antara merelakan atau menyimpan kenangan yang pada satu sisi ia harus membuang barang-barang yang gak lagi memiliki ‘sparks’.
Konsep berbenah rumah ala Marie Kondo ini tercampur dengan emosi pada setiap barang yang mengingatkan Jean terhadap masa lalunya.
Sinopsis
Kembalinya Jean dari Swedia membuatnya tertarik akan konsep minimalisme dan ingin menerapkan konsep ini untuk rumahnya. Rumah lama yang ia tinggali bareng ibu dan adiknya adalah rumah bekas usaha mereka bersama ayahnya dulu.
Rumah ini penuh dengan peninggalan usaha yang enggan mereka bereskan karena si ibu yang menganggap setiap barangnya punya banyak kenangan.
Perbedaan pendapat ini pun menjadi salah satu konflik pertengkaran antara ia dan ibunya, apalagi soal barang peninggalan ayahnya. Gak cuma dengan ibunya, ia pun bertengkar dengan sahabatnya, karena dengan mudah ia membuang barang pemberian darinya.
Pertengkaran ini gak berakhir sampai situ, hingga akhirnya Jean menemukan kepingan memori cd dan kamera dari orang masa lalunya, Aim. Aim adalah mantan pacarnya yang ia tinggal tanpa kejelasan.
Bak mesin waktu, Kamera dan cd ini berhasil membawanya kembali menyelam pada perasaan bersalah sekaligus menerima kenyataan bahwa Aim udah memiliki kekasih baru.
Review
Happy Old Year menjadi gambaran realita yang sering Lo temui pas lagi melakukan decluttering. Kadang dengan berat hati, kita terpaksa menyingkirkan barang yang gak ada lagi fungsinya untuk sekarang.
Perjalanan Jean men-declutter barang-barang ini bak gunung es yang perlahan terkikis oleh keikhlasannya sendiri untuk melepaskan. Hingga pada dasarnya ia sadar bahwa kenangan letaknya dalam pikirannya, bukan lagi menempel pada barang.
Film ini juga bukan kisah percintaan menye-menye Thailand seperti biasanya. Karakter tokohnya begitu kuat menyampaikan emosi yang mereka dapatkan saat harus membuang barang-barang dari orang kesayangan.
Well, pada akhirnya film ini membuat Gue sadar kalau kenangan letaknya ada di hati dan pikiran. Gak cuma menempel pada barang yang dulu mereka berikan waktu masih bersama.
Gimana? Tertarik nonton juga?
-
Drakor Terbaru Netflix yang Siap Disaksikan Mulai Bulan Mei Sepeninggal Vincenzo!
-
Night in Paradise, Film Romantis Berbalut Kelamnya Dunia Gangster!
-
Marlina Si Pembunuh Empat Babak, Perjalanan Perempuan Mencari Keadilan
–
How to dump everything, including someone?