Google Ingin Ciptakan “Tuhan” dengan Teknologi Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan akan salip manusia?
Google disebut-sebut tengah mengembangkan teknologi kecerdasan buatan yang mirip dengan Tuhan.
Proyek tersebut disebut-sebut akan mampu mengendalikan seluruh aspek kehidupan manusia, hingga jadi ancaman besar bagi umat manusia.
Hal ini diungkapkan oleh Mo Gawdat, mantan Chief Business Officer untuk organisasi moonshot Google, Google X.
Menurutnya, proyek kecerdasan buatan tersebut adalah hal yang “benar-benar menakutkan.”
Baca juga: Facebook Minta Maaf Atas Gangguan, Pastikan Data Pengguna Aman
Lebih cerdas dari manusia?
Hal ini ia ungkapkan ketika melakukan wawancara dengan majalah The Times.
Ia menyebut, teknologi tersebut tengah dikembangkan para peneliti dan mampu belajar dengan sangant cepat.
Pada mulanya, ia menyaksikan robot yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan tersebut belajar mengambil bola. Namun dalam waktu dua hari, robot tersebut bisa mengambil apa saja.
“Dan saya tiba-tiba menyadari, ini benar-benar menakutkan,” ungkap Gawdat kepada majalah The Times.
“Sepertinya kita melakukan hal-hal itu selama seminggu. Dan mereka melakukan apa yang anak-anak akan lakukan selama dua tahun. Dan kemudian saya tersadar bahwa mereka adalah anak-anak. Tapi anak-anak yang sangat, sangat cepat,” sambungnya.
“Kenyataannya adalah, kita menciptakan Tuhan,” ungkap Gawdat.
Baca juga: Sebuah Cafe Tawarkan Honeycomb Challenge A La Serial Squid Game
Bahaya kecerdasan buatan
Menurut Gawdat, kecerdasan buatan tersebut berpotensi mencapai apa yang ia sebut singularitas teknologi; ketika ia tak terkendali dan tak dapat diubah.
Ia bahkan membandingkan bahaya teknologi tersebut dengan film Terminator.
“Orang-orang yang selamat dari kebakaran nuklir disebut sebagai Hari Penghakiman perang. Mereka hidup hanya untuk menghadapi mimpi buruk baru: perang melawan mesin,” ungkap Gawdat.
Gawdat pun bukan orang pertama yang menyuarakan kekhawatiran tersebut.
Sebelumnya Elon Musk sempat mengkhawatirkan hal yang sama. Ia mengklaim teklogi tersebut hanya butuh waktu kurang dari lima tahun untuk menyalip kemanusiaan.
“Penilaian saya tentang mengapa kecerdasan buatan diabaikan oleh orang yang sangat pintar adalah bahwa orang yang sangat pintar tidak berpikir komputer bisa secerdas mereka. Dan ini adalah keangkuhan dan jelas salah,” ungkap Elon Musk.