Gletser Kiamat di Antartika Diprediksi akan Runtuh, Ini Dampaknya Jika Benar Terjadi
Gletser Thwaites atau yang dikenal dengan Gletser Kiamat kabarnya diprediksi akan mengalami keruntuhan. Memang bongkahan es di Antartika ini dikenal sebagai yang paling besar dan paling tidak stabil di dunia.
Prediksi tersebut muncul setelah jurnal Science mempublikasikan studi terbarunya. Lantas apa yang akan terjadi jika bongkahan es itu benar-benar runtuh?
Dampak yang Terjadi Jika Gletser Kiamat Runtuh
Studi baru dari jurnal Science menunjukkan simulasi keruntuhan Gletser Kiamat di Antartika Barat. Formasi tebing es tersebut hampir vertikal terjadi ketika lapisan es bertemu dengan lautan.
“Apa yang kami temukan adalah bahwa dalam rentang waktu yang lama, es berperilaku seperti cairan kental, seperti kue dadar yang menyebar di penggorengan,” kata salah satu tim peneliti dari University of Michigan, Jeremy Bassis.
Jika es menyebar dan menipis lebih cepat, ada kemungkinan hal ini isa menstabilkan keruntuhan. Namun jika lapisan es tidak cukup cepat menipis, maka kemungkinan runtuhnya bongkahan es ini akan lebih cepat.
Read more:
Jika prediksi ini benar-benar terjadi, kemungkinan besar nantinya permukaan laut akan naik tiga kaki. Sebab, Gletser Kiamat memiliki luas 74.999 mil persegi yang hampir sama dengan luas Florida.
Selain menaikkan permukaan laut, runtuhnya bongkahan es ini tentu akan sangat rentan terhadap perubahan iklim dan laut.
Prediksi Gletser Kiamat Sangat Rumit
Mengutip Phys, memprediksi mundurnya gletser adalah hal yang sangat sulit. Hal tersebut dikarenakan banyak faktor yang saling mempengaruhi di sekitarnya.
Tekanan, ketegangan es yang bergeser, perubahan suhu udara dan air, serta efek aliran air di atas es menjadi sejumlah faktor yang harus turut diperhitungkan. Makanya, prediksi runtuhnya Gletser Kiamat ini bisa terjadi dalam beberapa dekade sampai berabad-abad.
“Tapi saya pikir penelitian ini menawarkan harapan bahwa kita tidak mendekati kehancuran total – bahwa ada langkah-langkah yang dapat mengurangi dan menstabilkan berbagai hal. Kita masih memiliki kesempatan untuk mengubah banyak hal dengan membuat keputusan tentang hal-hal seperti emisi energi, metana, dan CO2,” tutup Bassis.
_
Kalau nantinya beneran runtuh, kira-kira dampaknya akan sampai ke Indonesia gak ya?