GHO$$, Unit Trip Hop Jakarta Penuh Kegelapan
Unit trip hop asal Jakarta, GHO$$ hadir dengan nuansa yang penuh kegelapan. Rasanya pandemi seakan jadi berkah bagi mereka untuk dapat menghasilkan karya yang berasal dari masa frustasi tersebut.
Beberapa hari lalu, mereka baru saja merilis single terbaru berjudul “$$$$omeday” dengan nuansa dark yang dipadupadankan dengan alternative hip hop. Lagu ini menambah pundi-pundi karya mereka di industri musik.
GHO$$, Dark Mode Industri Musik
GHO$$ terbentuk sejak tahun 2014 dan sejak awal membawa identitas musik trip hop ini di Jakarta. Band ini terdiri dari Diegoshefa (vokal), Diego Aditya Wardhana (gitar), Dhemo Anugerah Poetra (bass), dan Thotinius Sinambela (drum).
Mungkin genre ini masih jarang terdengar di telinga orang Indonesia. Trip hop sendiri merupakan sebuah genre yang mencampurkan unsur hip hop dan jazz dengan rock atau dream pop.
Baca juga:
GHO$$ sendiri mendapat inspirasi dari Gorillaz, The Neighbourhood, dan Lana Del Ray yang musiknya juga mirip-mirip dengan mereka.
Sebenarnya, jika didengarkan warna musik mereka tidak segelap yang dibayangkan. Itu karena hentakan musik upbeat yang mereka coba sematkan lewat instrumen yang dimainkan.
Pernah Ditonton Sound Engineer Coldplay
Nama GHO$$ sendiri sebenarnya semakin dikenal karena keluar sebagai pemenang dalam kompetisi SuperMusic.ID Rockin Battle. Kemenangan tersebut memberikannya kesempatan untuk rekaman di Studio 301 dan Hercules Street Studio di Sydney, Australia – saat itu rekaman single “Care.le$$“.
Setelah rekaman lagu tersebut, mereka pun mendapatkan kesempatan untuk tampil di Lead Belly, Sydney. Mengejutkannya, penampilannya saat itu ternyata ditonton oleh salah satu sound engineer dari Coldplay.
Tidak hanya menonton penampilan mereka, GHO$$ juga diajak ngobrol dan berbagi cerita bersama sang sound engineer. Pembicaraannya lebih fokus pada tidak menyangkanya dia ada band trip hop di Indonesia.
Single Terbaru “$$$$omeday”
Membahas lagu terbaru mereka, lagu “$$$$omeday” merupakan sebuah lagu tentang keteguhan diri. Menjadi penggambaran proses pendewasaan diri mereka yang ditempa oleh situasi pandemi.
Alih-alih menggambarkan situasi pandemi, nada datar tampak mendominasi sepanjang lagu. Seolah kehidupan sedang diambang dua pilihan, harapan dan keputusasaan.
Sebelumnya, mereka juga sempat merilis EP “The Blackest Whiteout“. Rilis tahun 2017, mereka mengisi mini album tersebut dengan empat lagu dengan judul-judul yang cukup absurd dan sulit dibaca, seperti “//nsn“, “N“, dan “Care.Le$$“.
_
Nikmati karya-karya GHO$$ yang sudah bisa didengarkan di seluruh platform musik digital.