Ganja Dicampur ke Makanan dan Minuman, Pasien UGD Thailand Melonjak
Penambahan ganja tidak dianjurkan
Penggunaan ganja dalam makanan ringan dan makanan seolah menjadi tren di Thailand.
Akibatnya banyak warga yang sampai dilarikan ke rumah sakit.
Saking banyaknya, beban layanan darurat rumah sakit menjadi ‘menggunung’.
Baca juga : Pecel dan Gado-Gado Masuk Daftar Salad Terbaik Dunia
Sejak dilegalkan banyak pasien yang salah menggunakan
Lewat unggahan akun Facebook, Dewan Medis Thailand membeberkan fakta terbaru.
Sejak dilegalkan bulan lalu, banyak orang yang menderita penyakit akut dan halusinasi.
“Beban di ruang gawat darurat telah meningkat padahal tidak diperlukan,” katanya.
Salah satu penggunaan yang paling salah kaprah adalah menambahkan ganja ke makanan.
“Jangan menambahkan ganja atau rami ke makanan atau makanan ringan untuk dikonsumsi orang,” tulis dewan tersebut.
Baca juga : Ingin Mabuk, Remaja India Konsumsi Air Rendaman Kondom
Ingatkan efek buruknya
Meski punya sisi positif, penggunaannya juga memiliki dampak negatif.
Contonya pada pertumbuhan dan perkembangan otak anak-anak.
Penggunaanya juga tidak disarankan untuk wanita hamil, ibu menyusui atau orang yang berusia di bawah 25 tahun.
Dengan tegas dewan juga menghimbau warga tidak menggunakannya untuk rekreasi.
Kendati digunakan untuk merawat pasien tertentu, ganja menurut dewan medis hanya meredakan gejala sementara.
“Tidak bisa menyembuhkan penyakit, dan hanya bisa digunakan untuk meredakan gejala sementara,” kata Dewan Medi
-
Dua Hari Sebelum Rilis, Album Baru Beyonce “Renaissance” Bocor
-
Polandia Golongkan Kucing Sebagai Spesies Alien Invasif
-
Polandia Golongkan Kucing Sebagai Spesies Alien Invasif
Kenapa juga coba sampai harus dicampur ke makanan? Lagian penggunaan yang dilegalkan hanya sebatas pengobatan medis loh …
Let us know your thoughts!