Festival Musik 2023: Setelah Line Up yang Katanya Itu-Itu Aja di 2022
2022 Adalah Ajang Balas Dendam
Sepakat nggak sepakat, festival musik di tahun 2022 itu bisa dianggap sebagai ajang balas dendam bagi seluruh warga festival. Baik untuk event organizer (EO), promotor, penonton, atau bahkan penampil, festival musik di 2022 itu nampaknya pengen muasin ego dan kehausan semua pihak akan hiburan.
Dari data yang diungkap sama Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI), ada sekitar 100 festival musik di tahun 2022.
Dari Maret sampai Desember, dalam 9 bulan, ada 99 festival musik lain yang diselenggarakan. Rata-rata, ada 11 festival musik dalam satu bulan. Hal ini sudah melebihi jumlah akhir pekan yang kita punya yaitu sebanyak 8 hari dalam sebulan.
“Kalau sekarang mungkin karena lagi “tsunami” festival, orang banyak yang jadi latah bikin festiva,” ujar Kiki Aulia Ucup, sosok di balik festival musik Pestapora.
Festival Musik Indonesia Sepanjang 2023
Para pelaku festival musik pun masih enggan melepas pedal gas di tahun 2023. Bahkan promosi acara yang baru bakal digelar bulan September udah kedengeran di bulan Januari.
Gimana nasib festival musik tahun ini? Mungkin nggak sih orang-orang bakal bosen dengan frekuensi gelaran yang begitu sering? Kenapa line-up festival itu-itu lagi?
Buat menjawab semua pertanyaan soal festival musik di tahun 2023, kami ngobrol-ngobrol dengan Kiki Aulia Ucup (Pestapora), Aldila Karina (Synchronize Fest), Wendi Putranto (Pengamat Musik), dan Arian (Seringai) membahas proyeksi festival di tahun 2023.
Banyak Festival, Banyak Alternatif?
Menurut Aldila, ada sisi baik dan buruk dari banyaknya jumlah festival. Di satu sisi, festival yang membawa kebaruan akan memperkaya industrinya. Sedangkan, festival yang menghadirkan repetisi justru akan bikin iklimnya nggak sehat.
Karena itu, sebenarnya festival musik juga punya tanggung jawab untuk menghadirkan experience dan line up baru. Alasan tersebut jadi penyebab kenapa nama besar sekelas Synchronize Fest rajin cari talenta baru sepanjang tahun lewat berbagai program seperti Synchronize Radio.
Belajar dari Festival-Festival Sebelumnya
Festival musik di Indonesia tentu bukan hal baru. Bemula dari Soundrenaline yang pertama kali digelar pada 2 dan 3 November 2002, kini wajah festival musik di Indonesia udah mengalami banyak pembaruan.
Para pelaku festival musik mulai bereksplorasi untuk memenuhi keinginan pasar. Alhasil, nama-nama penampil makin bervariasi, berbagai konten hiburan juga difasilitasi.
“Idealnya, sebagai musisi atau pengunjung, lo pulang (dari festival) itu senang dan terakomodir,” jelas Arian.
Perubahan Festival dari Tahun ke Tahun
“Karena Indonesia cuma punya dua musim, kita bisa bikin festival sepanjang tahun. Sedangkan di luar negeri, kebanyakan (festival) terbatas di musim panas aja.” Ujar Wendi.
- Nggak ada lagi perdebatan artis lokal atau internasional.
- Nggak ada lagi perdebatan artis major atau indie.
- Nggak perlu jadi fans garis keras buat ikut sing along.
- Nggak lagi hanya terpusat di Jakarta.
- Nggak lagi tematis di satu genre.
- Nggak lagi naro penampil besar hanya di akhir acara.
Festival Musik di Tahun 2023
Proyeksi jumlah festival dari APMI di tahun 2023 itu bakal meningkat dua kali lipat dari tahun 2022. Dari sini, banyak tantangan yang bakal muncul buat festival.
Di sisi lain, ada pula isu kerumunan yang harus dipertimbangkan mengingat tahun ini bakal jadi tahun yang menyambut pemilu.
Kalau dirasa bahwa nggak ada kaitan sama sekali antara festival dan pemilu, sayangnya kalian salah besar. Iklim pemilu yang seharusnya udah bakal dirasain sejak semester kedua tahun 2023 bakal memperketat perizinan lagi.
Buktinya, menurut para koresponden kami di wawancara ini, timeline acara bakal dipercepat sehingga nggak bakal ada acara di akhir tahun.
Kalau dilihat dari Synchronize Festival yang maju ke awal September, sepertinya ini adalah sebuah keresahan yang nyata. Lagipula, sejauh ini belum ada acara atau festival yang mengumumkan helatannya setelah bulan September.
Terakhir, akan seperti apa jadinya festival musik yang kita cintai ini masih tetap akan menjadi sebuah kejutan yang mesti kita tunggu.
Semua berhak menjaga ekspektasinya. Baik mengantisipasinya dengan suka cita, atau menunggu semua bergulir begitu saja hingga waktunya tiba.
Yang pasti, kembali lagi pada pernyataan sekaligus pertanyaan awal, festival seharusnya menyenangkan, bukan?
Your thoughts? Let us know!