Darah Manusia Terdeteksi Sudah Kena Polusi Mikroplastik
Darah manusia untuk pertama kalinya dideteksi para ilmuwan sudah terkena dampak polusi mikroplastik.
Dilansir dari The Guardian, mereka menemukan partikel-partikel kecil hampir pada 80 persen orang yang sudah diuji.
Polusi mikroplastik bukan hanya terjadi pada darah manusia, melainkan juga …
Selain itu, penemuan tersebut juga menunjukan partikel-partikel tersebut sudah melakukan perjalanan ke seluruh tubuh. Bahkan disebutkan ada kemungkinan bersarang di organ tubuh.
“Studi kami adalah indikasi pertama bahwa kita memiliki partikel polimer dalam darah kita – ini adalah hasil terobosan,” kata ahli ekotoksikologi di Vrije Universiteit Amsterdam di Belanda, Prof Dick Vethaak, sebagaimana dilansir dari dari The Guardian, Jumat (25 Maret).
Kendati demikian, sejauh ini para peneliti belum bisa memastikan dampak terhadap kesehatan. Mereka pastinya khawatir karena mikroplastik berpotensi menyebabkan keruksan sel manusia.
Begini cara mikroplastik masuk ke dalam tubuh
Diketahui, partikel tersebut masuk ke tubuh manusia lewat makanan, air, serta udara yang dihirup.
“Tetapi kita harus memperluas penelitian dan meningkatkan ukuran sampel, jumlah polimer yang dinilai, dan lain-lainnya. Studi lebih lanjut oleh sejumlah kelompok sudah berlangsung,” bebernya.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environment International ini, para ilmuwan menganalisis sampel darah dari 22 donor anonim yang terdiri dari orang dewasa yang sehat. Hasilnya, mereka menemukan 17 sampel partikel plastik. Itu terdiri dari:
- Setengah dari sampel mengandung plastik PET atau plastik yang biasanya digunakan pada botol minuman.
- Sepertiga mengandung polistirena yang digunakan untuk mengemas makanan dan produk lainnya.
- Seperempat mengandung polietilen yang digunakan untuk membuat kantong plastik.
Meski dampaknya pada kesehatan belum terungkap jelas, para peneliti tetap merasa khawatir.
Pasalnya pada penelitian sebelumnya, polusi mikroplastik ini ditemukan 10 kali lebih tinggi pada kotoran bayi dibandingkan pada orang dewasa.
“Tentu saja masuk akal untuk khawatir. Partikel-partikel itu ada di sana dan diangkut ke seluruh tubuh,” ujar Vethaak.
“Kami juga tahu secara umum bahwa bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap paparan bahan kimia dan partikel. Itu sangat membuatku khawatir,” imbuhnya.
Ini hasil penemuan lain dari percobaan yang dilakukan
Dari studi percobaan ini, terlihat perbedaan jumlah dan jenis polusi mikroplastik pada tiap orang.
Hal itu mungki menggambarkan paparan jangka pendek sebelum sampel seseorang diambil. Bisa jadi orang tersebut minum dari cangkir kopi berlapis plastik atau memakai masker wajah plastik.
Studi lain juga menemukan bahwa mikroplastik bisa menempel pada membran luar sel darah merah. Di mana hal itu bisa membatasi kemampuannya untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
“Penelitian lebih rinci tentang bagaimana mikro dan nano-plastik mempengaruhi struktur dan proses tubuh manusia, apakah dan bagaimana mereka dapat mengubah sel dan menginduksi karsinogenesis sangat dibutuhkan. Terutama mengingat peningkatan eksponensial dalam produksi plastik. Masalahnya menjadi lebih mendesak setiap hari,” jelas Vethaak.