Curving Lebih Serem dari Ghosting?
Ghosting Udah Cukup Serem
Curving mungkin kata yang cukup asing di kuping orang-orang. Semenjak pertama kali istilah ini ditemukan di tahun 2017, belum ada momen yang pas buat menyebarluaskan fenomena hubungan percintaan ini.
Brittany Cox adalah orang yang membuat istilah tersebut. Lewat Thought Catalogue, dia menuliskan kalau ada cowok yang lagi curving dia.
Awalnya dia nggak sadar dengan situasi yang sedang dihadapi. Dia cuma tau kalau ada seorang cowok yang dia kenal dalam waktu yang lama dan dia suka. Sampe titik ini, belum ada yang terlihat salah.
Namun, semuanya mulai keliatan jelas pas dia cerita sama temen dekatnya. Dia mulai sadar kalau cowok ini sepertinya nggak punya ketertarikan sama sekali sama dia. Tandanya adalah, setiap kali Brittany ngajak si cowok buati kencan dengen proper, si cowok selalu mengalihkan pembicaraan tapi selalu merespon walau tidak dengan antusias.
Jadi, dari cerita tersebut, curving ini semacam situasi di mana seseorang sebenarnya nggak tertarik tapi sesekali masih ngasih sinyal.
saat itu gw blm tau istilah CURVING ini. gw ngalamin kejadian ini bgtt dan disini gw mau sedikit cerita tentang hubungan yg pernah gw jalanin dan gw inget lagi dengan menyertakan logikaku ini. anyway kembali ke laptop, disuatu keadaan doi mutusin gw, dimana kesekian kalinya dia- pic.twitter.com/0hAJzaVRgC
— cokelat anget (@_geraldopan_) December 1, 2022
Kenapa Ini Lebih Serem dari Ghosting?
Bicara soal ghosting, orang-orang benci situasi ini karena ditinggalkan begitu saja. Nggak ada alasan, nggak ada penjelasan, dan nggak ada closure buat apa yang dijalanin.
Orang-orang biasanya malah mulai mempertanyakan apa yang kurang dari dirinya, apa kesalahan yang dia buat sampe tiba-tiba ditinggal gitu.
Di satu sisi, ghosting mungkin adalah solusi buat nggak memperpanjang penderitaan seseorang. Si pelakunya, entah apa yang dipikirin, merasa kalau itu adalah cara yang paling tepat buat menyelesaikan semuanya.
Dan buat curving, kenapa ini menyeramkan adalah, si pelaku jelas-jelas mempermainkan kamu.
“Dia memang baik sama semua orang, kok,” mungkin ada yang bisa berlindung dengan kalimat ini tapi, berdasarkan niat dan tujuan curving terlihat cukup sadis.
@ianhugen jangan2 lo lagi di CURVING nih
Alasan Orang Ngelakuin Curving
Dilansir dari Thought Catalogue dan Refinery29, ada beberapa alasan seseorang ngelakuin curving, diantaranya:
-
Memang playboy/girl,
Kalau sudah tabiat, ini pasti sulit buat dibenahi. Biasanya, curving dilakukan playboy/girl untuk rencana ke sekian. Memastikan kalau misal di hari terburuk masih ada seseorang buat seenggaknya nebeng ngeluh, dan lebih buruk lagi, dimanfaatkan jiwa dan raganya.
-
Keeping fans,
Kalau sudah biasa jadi pusat perhatian, kehilangan fans mungkin rasanya nggak enak. Ketika tahu ada orang yang suka, nggak dengan jelas ditolak atau diterima juga.
-
Sudah punya pasangan,
Banyak orang yang sudah punya pasangan tapi masih pengin flirting sama orang lain. Biasanya, orang yang kayak gini akan flirting dan ngasih missing signal cuma buat bilang “Gue udah punya pacar”. Hal ini dilakuin biar rasa penasaran mereka terpuaskan dan berdalih nggak mengkhianati hubungan.
-
Iseng
Kalau yang satu ini sepertinya nggak usah dijelaskan lagi. Kok tega ya?
Apa yang Harus Dilakukan Kalau Kena Curving?
Singkatnya, save yourself. Memang, nerima fakta bahwa kamu nggak disukai sama orang yang kamu suka itu nggak gampang. Tapi, apa itu semua worth it?
Dilansir dari Women’s Health Magazine, ada beberapa hal yang harus dilakukan kalau kena curving.
-
Sadar! Mulai berpikir jernih dengan ngasih jarak.
-
Berjuang buat perhatian orang lain itu nggak pernah worth it.
-
Dari pada mikirin dia suka apa nggak, mending mikirin apa kamu suka diperlakukan kayak gini?
-
Nggak usah mikirin apa alasan dia kayak gitu, move on.
Sedangkan menurut Carolina Castaños, PhD, founder MovingOn, sebuah program healing online, cara menghadapi orang yang curving sama dengan menghadapi orang yang ghosting.
Dia menambahkan, “When this is the go-to way of responding for an individual, if they do not work on themselves, this will most likely not change.”
—
-
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) Berhak Jatuh Cinta
-
Malin Kundang dan Warisan Budaya Ngebangkang sama Orang Tua
-
Studi: Rata-Rata Orang Bisa Bengong Sampe Setengah Hari