Buaya Raksasa “Siluman” Ditemukan di Bangka Belitung
“Buaya siluman” seberat setengah ton tersebut ditemukan di sungai Kayubesi, Bangka Belitung
Seekor buaya berukuran setidaknya 4,5 meter dengan berat 500 kilogram ditemukan di Bangka Belitung.
Kabar ini mencuat setelah video penangkapan hewan tersebut beredar di media masa beberapa waktu lalu. Dalam video berdurasi 10 detik tersebut, sang buaya terlihat diangkut menggunakan buldoser, dengan warga setempat mengiringi dari belakang dengan menggunakan sepeda motor.
Seekor fakboi usia 112 tahun tertangkap warga di sungai daerah bangka barat dengan berat setengah 1 ton, wew…. pic.twitter.com/z1cpx5hcwp
— RINDUkamuꔛ (@Nyusaheeeen_) August 6, 2020
Baca juga: Bakso Ini Dijual di Puncak Gunung Cikuray, Kalo Mau Nyobain Harus Mendaki Gunung Dulu!
Buaya raksasa di Bangka Belitung ditangkap warga setempat
Dilansir dari Detik, buaya tersebut ternyata ditangkap di sungai desa Kayubesi di pulau Bangka.
“Benar, itu buaya yang ditangkap warga pada Senin (3/8) sekitar pukul 16.00 WIB,” tutur Sekretaris Desa Kayubesi Junaidi.
Dalam prosesnya, warga setempat dibantu oleh seorang pawang buaya. Sebagai umpan, seekor monyet pun digunakan untuk memancing buaya tersebut keluar dari alur sungai.
Baca juga: Mengenal Yakuza, Organisasi Kriminal Terbesar di Jepang
Buaya raksasa Bangka Belitung diyakini sebagai siluman oleh warga setempat
Junaidi menyebut, warga desa Kayubesi meyakin buaya tersebut sebagai buaya siluman, sebagaimana yang bersirkulasi pada kepercayaan klenik setempat.
“Warga menyakini buaya raksasa itu merupakan buaya siluman. Itu buaya peliharaan (siluman). Kalau buaya yang bersalah, dipanggil dengan ritual khusus lalu memakan pancing. Bagi yang tidak bersalah, tidak akan kena walau dipancing,” tegasnya.
Meyakini buaya tersebut sebagai siluman, warga desa Kayubesi pun menjalankan proses ritual khusus ketika sang buaya sudah mati; memenggal kepala sang buaya dan membungkusnya dengan kain kafan.
“Penguburan terpisah antara badan dan kepalanya. Karena buaya siluman, jadi harus terpisah, kepalanya dikafani, ditakutkan hidup kembali. Sebelum pemotongan, juga ada ritual khusus,” tegasnya.
Adapun buaya tersebut diduga mati karena faktor kelelahan setelah ditangkap warga menggunakan umpan monyet.
Baca juga: Kotoran Kim Jong Un Dilindungi Negara, Yang Masuk ke Toiletnya Bisa Dihukum Mati!
Warga setempat lebih memilih penguburan lewat ritual tradisional alih-alih mengevakuasi buaya
Kepala BKSDA Bangka Belitung, Septian Wiguna, ini bukan kali pertama ritual adat penguburan buaya ini dilakukan.
Pada 2016 lalu, hal serupa juga sempat dilakukan pada seekor buaya. Alih-alih mengevakuas, reptil tersebut dikubur dengan ritual khusus.
Karenanya, Septian Wiguna mengimbau masyarakat agar selalu berhati-hati beraktivitas di lokasi yang terindikasi kuat adalah habitat buaya.
“Biarkan buaya tersebut hidup di rumahnya sendiri. Apabila terpaksa ditangkap, diimbau untuk berkoordinasi terlebih dahulu dengan kami agar dapat diantisipasi langkah-langkah penyelamatan buaya sehingga tidak terjadi kematian buaya,” imbaunya.
–
Menurut lo, apa cara terbaik untuk menangani masalah buaya siluman Bangka Belitung? Tell us in the comments below!