Biaya Kremasi Tembus Rp80 Juta Viral, Polisi Kejar Krematorium
Biaya kremasi capai Rp45juta, belum termasuk peti mati
Di tengah keruhnya suasana pandemi, publik dikejutkan dengan kabar lonjakan biaya kremasi di media sosial.
Tak tanggung-tnaggung, seorang warganet mengaku harus membayar biaya sebesar Rp80 juta untuk praktik pengabuan tersebut. Nilai tersebut mencakup harga kremasi, larung, guci dan layanan doa.
Foto bukti pembayarannya pun diunggah ke media sosial, salah satunya oleh akun @PartaiSocmed di Twitter. Hingga kini, cuitan tersebut sudah di-retweet lebih dari 500 kali dan disukai lebih dari 1.000 kali.
Di Indonesia banyak pengusaha yg lebih memilih badan hukum Yayasan demi berbagai kemudahan, namun prakteknya lebih profit oriented dan kejam dibanding PT dan CV pic.twitter.com/E1767yJKD6
— #99 (@PartaiSocmed) July 20, 2021
Baca juga: Korea Utara Hukum Warganya yang Bergaya Seperti K-Pop!
Pengakuan pihak rumah duka
Dikutip dari Kompas, Rumah Duka Abadi di Jakarta Barat yang disebut-sebut jadi krematorium jenazah tersebut pun angkat suara.
Mereka menyebut bahwa pihaknya tidak memiliki layanan kremasi jenazah. Karena alasan tersebut, mereka pun membantah kabar yang terlanjur viral tersebut.
“Bisnis kami itu ambulans, peti, dan rumah persemayaman. Tidak ada kremasi,” kata Business Development Rumah Duka Abadi, Indra Paulus, Senin (19/7/2021).
Lebih lanjut, Indra juga menyebut bahwa meski nota tersebut berasal dari Rumah Duka Abadi, layanan kremasi dilakukan oleh pihak ketiga.
“Banyak (krematorium) yang nelepon ke sini nawarin-nawarin, ya sudah paling cepat saja karena keluarga minta cepat maka kami cari dan dapat di Cirebon (Jawa Barat). Kami tawarkan harga Rp 45 juta dan kembalikan keputusan ke keluarga,” kata Indra.
Baca juga: Wasit Berhijab Ini Catatkan Sejarah dalam Bola Basket di Olimpiade Tokyo 2020
Polisi buru krematorium yang naikkan biaya kremasi
Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto pun turun tangan adanya dugaan pengusaha rumah duka dan krematorium yang diduga sengaja menaikkan biaya kremasi.
Agus menyebut, pihaknya tengah melakukan penyelidikan. Ia juga tak akan mentolerir jika dugaan tersebut betulan terbukti.
Ia bahkan menyebut bahwa pelaku yang sengaja menaikkan harga adalah pengkhianat bangsa.
“Mari bergandengan tangan untuk membantu meringankan beban masyarakat oleh kelakuan para pengkhianat mencari keuntungan ditengah pandemi yang terjadi,” tukasnya.