Bendera Indonesia Tidak Akan Berkibar di Sirkuit Mandalika
Bendera Indonesia tidak berkibar saat skuat bulu tangkis Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2020. Adapun hal tersebut merupakan dampak dari hukuman yang dijatuhkan Badan Anti-Doping Indonesia (WADA).
Sebagai gantinya, bendera PBSI (Persatuan Bulutangkis Indonesia) terpampang di seremoni podium.
Bendera Indonesia dipastikan tidak berkibar di Mandalika
Ternyata, absennya Bendera Indonesia juga dipastikan kembali terjadi saat Indonesia menjadi tuan rumah ajang Superbike 2021 dan MotoGP 2022.
Pada event yang berlangsung di Sirkuit Jalan Raya Mandalika, Lombok, Sang Saka Merah putih dipastikan tidak akan dikibarkan saat berlangsung WorldSuperbike (20-21 November) dan Moto GP 2022 (18-20 Maret).
Melansir Crash.net, WADA sudah mengkonfirmasi bahwa Bendera Indonesia bukan hanya tidak boleh berkibar saat ada pembalap Tanah Air yang naik podium, melainkan selama rangkaian acara Superbike dan MotoGP.
Kendati demikian, saat proesi podium, WADA memastikan lagu Indonesia Raya tetap boleh berkumandang pada ajang Superbike dan MotoGP di Sirkuit Mandalika.
“Terkait dengan bendera, konsekuensinya akan terbatas pada pengibaran bendera resmi oleh penyelenggara acara di tempat/arena/stadion di mana kejuaraan regional, kontinental atau dunia sedang berlangsung – apakah pengibaran itu selama durasi pertandingan, acara atau untuk bagian tertentu dari acara seperti medali, upacara pembukaan atau penutupan atau elemen protokol lainnya,” tutur jurubicara WADA.
Keputusan yang sangat merugikan
Adapun keputusan tersebut pastinya akan sangat merugikan bagi Indonesia. Pasalnya dalam ajang Superbike akan ada pembalap Tanah Air yang berpartisipasi.
Dia adalah Galang Hendra Pratama yang mengikuti Kejuaraan Dunia Supersport. Apabila nanti dia naik podium, maka Merah Putih dipastikan kembali tidak berkibar.
Terkait vonis ini Kemenpora sendiri disebutkan sedang berusaha menyelesaikan vonis yang dijatuhkan WADA kepada Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI).
Bahkan mereka disebutkan membuat tim khusus yang diketuai oleh Raja Sapt Oktohari yang juga Ketua Umum NOC Indonesia.