Benar Bipolar atau Hanya Sedih?
Mungkin ada beberapa teman yang suka “mengkambing hitam”-kan sebuah penyakit mental, contohnya “sorry ya gue bipolar” atau “duh, sorry banget nih gue OCD“. Lucunya ada juga yang bangga dengan beberapa penyakit mental lainnya tanpa ada diagnosa dari ahli.
Fokus kali ini sebenarnya akan membahas perbedaan antara Bipolar, Depresi, atau hanya sekedar sedih saja?
Perbedaan Gangguan Bipolar dan Depresi
Depresi dapat disebut dengan istilah unipolar depression, sedangkan bipolar disorder dikenal dengan istilah bipolar depression.
Secara singkat depresi dapat diartikan sebagai gangguan kejiwaan yang membuat seseorang merasa sedih berkelanjutan hingga berada pada titik terendahnya, dan amat putus asa hingga kehilangan motivasi dan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Sedangkan gangguan bipolar ditandai dengan perubahaan mood ekstrim yang biasa kita kenal dengan istilah mood swings. Gangguan bipolar membuat pengidapnya mengalami perasaan gembira dan semangat yang berlebihan dan tak kunjung mereda (inilah yang disebut mania) di satu waktu, dan kemudian bisa mengalami kesedihan tiada tara di lain waktu.
Dengan kata lain depresi menyebabkan sedih berkelanjutan, bipolar menyebabkan seseorang bolak-balik merasa bahagia dan sedih dengan kurun waktu yang sangat cepat.
Namun, tidak semudah itu untuk mengklaim bahwa seseorang mengidap gangguan bipolar. Harus dilalui beberapa tes dengan psikolog ahli.
Pengobatan
Sebelum memasuki pada bagian ini ada baiknya untuk memeriksa terlebih dahulu apakah benar-benar mengidap bipolar atau tidak.
Perawatan bagi penderita bipolar disorder tidak dapat menyembuhkan penderita namun dapat menstabilkan perubahan mood Anda. Perawatan yang cocok bagi Anda akan ditentukan oleh psikiater (seorang dokter yang khusus menangani gangguan kondisi mental). Tergantung kondisi Anda, beberapa perawatan yang akan diberikan untuk gangguan bipolar adalah:
1. Terapi obat
Dokter Anda dapat menganjurkan resep untuk menstabilkan mood anda. Obat tersebut dapat membantu mengurangi gejala yang Anda alami. Anda mungkin diharuskan untuk mengonsumsi obat yang diresepkan dalam jangka waktu yang lama untuk mencegah suatu episode depresi yang dapat menyebabkan bunuh diri. Obat-obatan yang ada biasanya tediri dari antidepresan, penstabil mood, antipsikotik, dan obat anti stress.
2. Konseling
Anda mungkin akan perlu melakukan konseling untuk membicarakan kondisi Anda dan bagaimana cara melewati episode emosi yang Anda alami. Carilah suatu komunitas yang dapat membantu Anda dengan gangguan ini.
3. Perawatan penyalahgunaan zat tertentu
Apabila Anda menderita suatu ketergantungan pada zat tertentu, sangat penting untuk menanggulangi ketergantungan tersebut, karena kondisi tersebut akan menyulitkan Anda dalam meringankan kondisi yang Anda alami.
4. Perawatan rumah sakit
Dalam kasus yang lebih parah, Anda akan diharuskan untuk dirawat di rumah sakit untuk pengawasan berkala. Perawatan tersebut khususnya terjadi apabila Anda mengalami tanda-tandan ingin melakukan bunuh diri. Pada level ini, Anda bisa saja melukai diri Anda sendiri dan orang lain.
Tidak semua situasi sama, jadi lebih baik selalu diskusikan setiap keluhan yang Anda miliki kepada psikiater.
Jika memang merasa memiliki gangguan bipolar atau depresi cerita lah kekeluarga atau teman terdekat atau telpon nomor konselin di 500-454.