Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Banjir Kanal Timur Punya “Salju”! Kok Bisa?

Salju buatan jadi daya tarik terbaru dari sungai Banjir Kanal Timur

Sejumlah warga terlihat sedang asik menikmati salju yang ada di sekitar aliran sungai Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur pada Rabu minggu lalu (1 Juli 2020).

Salju buatan jadi daya tarik terbaru dari sungai Banjir Kanal Timur
via Giphy

Menariknya salju tersebut bukanlah salju yang benar-benar turun dari langit, melainkan limbah busa derterjen.

Jadi pusat hiburan bagi sebagian besar warga sekitar.

Salah satu pengunjung yang bekerja di sebuah perusahaan kredit di Jakarta mengaku dirinya berkunjung ke tempat tersebut untuk melepas lelah setelah dirinya membagikan brosur kepada sejumlah pengunjung di BKT.

Jarang-jarang juga lihat pemandangan seperti salju begini. Sekedar foto-foto aja sih.’ begitu tuturnya yang juga ternyata tinggal di di Duren Sawit. Uniknya selain dirinya terlihat banyak warga lain yang juga begitu antusias mengunjungi tempat tersebut, bahkan tidak sedikit yang bersantai di atas tikar.

Tikar tersebut tidak dibawa oleh pengunjung, melainkan disiapkan oleh para pedagang asongan/kopi di sana. ‘Memang biasanya saya bawa tikar untuk yang beli kopi di tempat saya.’ begitu tutur Kasno, salah satu pedagang kopi.

Meski limbah tersebut mengeluarkan aroma yang tidak sedap dan berbahaya untuk kesehatan, anehnya tempat tersebut justru ramai oleh pengunjung yang menghabiskan waktu untuk menikmati suasana malam.

Bagaimana bisa ada gumpalan putih (limbah) di area tersebut?

Menurut Andono Wardih selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, gumpalan busa putih di permukaan air Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) terjadi karena endapan dertejen limbah rumah tangga yang terangkat oleh turbulensi arus.

Fenomena turbulensi aliran akibat ketinggian yang berbeda dari sisi yang berlawanan dan dipicu oleh penutupan Pintu Air Weir 1 Malaka Sari.‘ begitu jelas Andono.

Gumpalan busa tersbut sudah ditindaklanjuti oleh Dinas LH DKI Jakarta sejak beberapa hari sebelum kejadian, namun sampai Rabu (1 Juli 2020) busa tersebut masih terus bermunculan meski proses pembukaan pintu air sudah diberhentikan.

Source :Bisnis.com

Memang warga +62 selalu punya cara untuk menghibur diri, bahkan cara tersebut terkadang tidak masuk di akal.