Banjir Jakarta: Warga Disarankan untuk Menggugat Pemprov DKI Jakarta Karena Antisipasi Buruk
FAKTA tuding banjir Jakarta disebabkan ketidaksigapan Pemprov DKI
Banjir Jakarta terus menyisakan masalah meski air sudah surut.
Isu ini mencuat dari Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) yang menyarankan warga menggugat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini dipicu penanganan dan antisipasi banjir ibu kota yang dinilai buruk.
class action! beberapa teman-teman yang punya usaha di Kemang juga sudah mulai ngobrol nih.https://t.co/ObOKqL8sUR
— 🐺 (@aparatmati) February 21, 2021
Baca juga: Ikan Aligator dari Benua Amerika Serang Sungai di Jogja!
Ketua FAKTA: Banjir Jakarta
Ketua FAKTA, Azas Tigor Nainggolan menduga, banjir yang terjadi di ibu kota dikarenakan sistem saluran air (drainase) yang tidak berfungsi dengan baik.
Dikutip dari CNN, Azas menduga saluran air di Jakarta tidak terawat hingga akhirnya tersumbat.
Bukan hanya soal dugaan saluran air yang tidak dirawat dengan baik oleh pemerintah provinsi, Azas juga mengkritik ketidaksigapan Pemprov DKI dalam memberikan peringatan dini kepada warga agar segera dievakuasi.
Hal ini berimbas pada warga yang tidak tahu harus melapor atau meminta pertolongan kemana.
“Berarti pemerintah provinsi dan gubernurnya sampai hari ini belum juga mempersiapkan sistem peringatan dini (early warning system) dan sistem bantuan darurat (emergency response system) untuk menolong warga. Kecerobohan ini bisa dipersoalkan dan digugat secara hukum oleh warga korban banjir,” tutur dia.
“Apakah penderitaan sebagai warga Jakarta yang menjadi korban banjir tahunan ini dirasakan juga oleh Gubernur Jakarta Anies Baswedan?,” tambah Azas.
Baca juga: SPRITE Ganti Kemasan Hijau Jadi Jernih, Ternyata Ini Alasannya!
Penyebab banjir menurut Anies Baswedan
Dikutip dari Merdeka, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berdalih bahwa hujan ekstrem pada Sabtu (20/2) dini hari adalah penyebab Jakarta terendam air.
Ia menyebut, hujan dengan intensitas di atas 150 milimeter cukup banyak mengguyur Jakarta pada Sabtu dini hari. Intensitas tersebut lebih tinggi dari kapasitas sistem drainase Jakarta yang berkisar 50-100 milimeter.
Bukan cuma itu, Anies juga menyebut bahwa banjir juga disebabkan oleh air kiriman dari gulu, yaitu Bogor dan Depok.