Banjir Bandang NTT, Warga Terisolir Karena Akses Terputus
Banjir bandang yang menghadang Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Flores Timur mengisolir warga setempat
Banjir bandang yang terjadi pada Minggu (4 April), membuat warga panik dan gak sempat menyelamatkan diri.
Hujan deras yang mulai turun sejak 23.00 WITA, mengirim banjir bandang dari wilayah perbukitan sekitar Kecamatan Adonara Timur yang menghantam rumah-rumah pada pesisir sungai.
Pasalnya, hujan ini juga disertai angin kencang yang terjadi cukup lama. Warga yang saat itu mayoritas sedang tidur pun gak punya ancang-ancang untuk menghadapi banjir ini.
Wenchy Tokan, seorang warga Flores, mengatakan kepada BBC Indonesia setidaknya ada 50 rumah hancur yang terdiri dari rumah permanen dan semi permanen. Semuanya hanyut ke laut terbawa air.
Banjir Bandang menyebabkan tanah longsor
Banjir yang membawa banyak air ini menyebabkan tanah pemukiman warga menjadi longsor. Hal ini terjadi pada beberapa desa pada Kabupaten Flores Timur.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) mencatat sejumlah lokasi yang terdampak, ada empat kecamatan dan tujuh desa. Hingga pukul 17.30, tercatat 41 korban jiwa dan puluhan lainnya yang masih dalam evakuasi.
Tiga desa yang terdampak longsoran paling parah adalah Desa Nele Lamadiken, Kecamatan Ile Boleng, dan Kabupaten Flores Timur.
Angka ini masih bisa terus bertambah karena dalam proses pendataan.
Akses yang terputus mengisolir warga
Hingga saat ini, proses pengiriman bantuan, baik untuk pencarian korban maupun kiriman logistik masih sulit.
Kondisi geografis dan cuaca ekstrim mempersulit akses menuju pulau-pulau karena terhadang hujan deras dan gelombang tinggi.
Selain itu, banjir bandang juga memutus dua jembatan yang menjadi penghubung antar-desa. Bahkan, Wenchy mengungkapkan satu pembangkit listrik juga padam.
Kondisi ini membuat warga pada Kelurahan Waiweran maupun Desa Waiburak dalam kondisi terisolir.
Pencarian korban yang meninggal maupun hilang masih dilakukan secara manual dengan sekop.
Menunggu bantuan dari pemerintah pusat
Jaringan komunikasi yang terputus memperlambat informasi yang datang. Bupati Flores Timur, Anton Hadjon, mengatakan kalau banjir pada empat kecamatan ini baru ia terima pada pukul 08.00 WITA.
Seluruh korban dan pemda saat ini sedang menunggu bantuan dari pemerintah pusat.
Selain dari pemerintah pusat, Lo juga bisa membantu saudara-saudara setanah air yang ada di Flores dengan ikut berdonasi.
https://kitabisa.com/campaign/nusatenggaratimurkamibersamamu
atau yang ini
https://kitabisa.com/campaign/bantubencanantt
Besok, diperkirakan badai masih akan berlanjut. Semoga Pak @jokowi bisa segera merespon via jajarannya agar para korban bisa lekas mendapat bantuan. Teman-teman di sana, yang tabah ya. 😭😭😭😭😭 pic.twitter.com/y5ggUGDgXG
— Ernest Prakasa (@ernestprakasa) April 4, 2021